JKTOne.com – Pada 1 Februari 2025 yang juga diperingati sebagai World Hijab Day, 9 wanita berhijab dengan latar belakang uniknya disatukan dalam lari estafet wanita berhijab terjauh dalam rangka pre-event NIVEA Hijab Run 2025 yang bertajuk 99+9 KM Charity Run.
Kesembilan wanita berhijab ini secara bergantian akan berlari dari Jakarta hingga Serang, Banten yang dimulai pada Sabtu, 1 Februari 2025 dari ON3 Senayan, Jakarta, sekitar pukul 3 sore dengan titik akhir di Keraton Kaibon, Serang, Banten.
Pelari pertama yang akan memulai charity run ini adalah Adita Irawati yang sehari-hari bekerja sebagai Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan. Lalu kemudian dilanjutkan dengan 8 pelari wanita berhijab lainnya hingga ke titik akhir di Keraton Kaibon.
Produk sponsor 99+9 KM Charity Run yakni NIVEA Deo Hijab Active akan memberikan donasi sebesar Rp299.999.999 yang akan ditujukan bagi program pemberdayaan perempuan di Indonesia Timur yang akan dijalankan oleh Rumah SukkhaCitta Foundation.
“Sebelumnya terima kasih banyak untuk lokal heroes yang berlari untuk charity ini. Kita bekerjasam dengan Rumah SukkhaCitta Foundation untuk membantu para petani wanita di NTB,” kata Berlian Dewirani, Head of Digital & Media NIVEA dalam acara Press Conference NIVEA Hijab Run 2025 di Jakarta, 1 Februari kemarin.
Donasi tersebut digunakan untuk membangun Solar Drying House yang akan membuat hasil pertanian kering lebih cepat, proses bertani lebih ramah lingkungan, lebih produktif, dan hajat hidup petani perempuan menjadi lebih baik.
“Dengan dukungan dari NIVEA berupa Solar Drying House, petani dapat memperkuat ketahanan terhadap dampak perubahan iklim, yang disertai dukungan untuk pelatihan tentang langkah terbaik pertanian organik berkelanjutan sambil mengembalikan fungsi tanah sehingga keluarga petani lebih mandiri dan berdaya. Semoga kerjasama ini dapat memberikan inspirasi kepada lebih banyak perempuan di Indonesia Timur, untuk menciptakan perubahan positif bagi mereka.” ujar Anggita Riestiyani, Board of Trustees Rumah SukkhaCitta Foundation.
Kegiatan 99+9 KM Charity Run akan dianugerahi oleh Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) bertajuk, “Lari Estafet oleh Perempuan Mengenakan Hijab Menempuh Jarak Terjauh”.
Berikut profil ke-9 pelari berhijab:
1. Adita Irawati atau akrab dipanggil Adita adalah seorang praktisi komunikasi dan public relations selama hampir 30 tahun. Setelah berpuluh tahun berkecimpung di dunia korporasi seperti SCTV, Indosat, Telkomsel dll, pada 2018 ia menjadi salah satu Staf Khusus Presiden Joko Widodo selama dua tahun. Tak berapa lama, ia diangkat menjadi Staf Khusus Menteri Perhubungan tahun 2020 – 2024. Pandemi Covid 19 menjadi tantangan luar biasa yang ia hadapi saat mengabdi di Kementerian Perhubungan. Saat ini, ia menjadi Juru Kantor Komunikasi Kepresiden sejak November 2024.
2. Aisyah Jati Putri, atau yang biasa dipanggil Icha adalah seorang pekerja kantoran di lembaga keuangan yang menemukan cinta sejati dalam berlari sejak 2018. Berlari bukan sekadar olahraga baginya—ini adalah cara untuk menjaga keseimbangan hidup, merawat tubuh, dan menjernihkan pikiran di tengah kesibukan rutinitas 9-to-infinity.
3. Anggia Jelita atau yang akrab disapa Anggi adalah seorang ibu rumah tangga dan survivor breast cancer yang menjalani hidup penuh semangat. Setelah menikah dan memiliki seorang anak, Anggi memutuskan untuk fokus mengurus keluarga sambil tetap aktif dan produktif. Hobinya dalam olahraga, khususnya berenang dan berlari, menjadi bagian penting dalam kesehariannya, memberikan energi positif sekaligus menjaga kesehatan.
4. Arlette Suzy Setiawan, atau yang akrab disapa Arlette atau Susi, adalah seorang dokter gigi anak yang telah mengabdikan diri di dunia kesehatan sejak 1997. Sebagai konsultan untuk anak dan individu berkebutuhan khusus sejak 2016, serta fellow international dalam bidang tersebut sejak 2022, Arlette memiliki dedikasi tinggi dalam mendukung tumbuh kembang anak, khususnya mereka yang membutuhkan perhatian lebih. Ia menjabat sebagai guru besar ilmu kedokteran gigi anak sejak 2017, sebuah pencapaian yang menunjukkan komitmen dan kecintaannya pada dunia pendidikan dan kesehatan anak.
5. Chia Harijanto atau yang akrab disapa Chia adalah sosok ibu inspiratif yang mendedikasikan hidupnya untuk mendukung perjalanan anak-anaknya sebagai student athlete. Setelah meninggalkan karirnya sebagai konsultan SDM, Chia kini berperan sebagai manajer keluarga, agen asuransi part-time, dan penggerak program lari amal IndoRunners.
6. Faradinita adalah anak pertama dari empat bersaudara yang semuanya berbagi huruf “F” di awal nama mereka. Terlahir dari keluarga sederhana namun luar biasa, Fara tumbuh dengan nilai-nilai dedikasi, kehangatan, dan semangat belajar yang ditanamkan oleh kedua orang tuanya. Meski berprofesi sebagai PNS, mereka bekerja keras menyekolahkan Fara dan saudara-saudaranya di sekolah terbaik di Jakarta, bahkan memperkenalkan dunia olahraga sejak dini—mulai dari renang hingga voli, yang membawanya meraih prestasi di tingkat provinsi.
7. Irine Maharani, akrab disapa Irin, adalah seorang ibu dari dua anak remaja, salah satunya merupakan anak berkebutuhan khusus (ABK). Mantan pekerja kantoran ini memutuskan untuk beralih ke remote working sejak pandemi, demi lebih fokus pada terapi anaknya yang saat itu baru didiagnosis pada usia 14 tahun. Kini, anaknya bersekolah di salah satu SMAN di Jakarta Barat.
8. Sekarsari Suyono atau yang akrab disapa Arie telah mendedikasikan hampir 20 tahun karirnya di dunia pendidikan anak usia dini. Bekerja sebagai pendidik di sebuah sekolah TK, ia menemukan kebahagiaan dalam proses belajar-mengajar bersama anak-anak, yang selalu menantangnya untuk menjadi lebih kreatif, sabar, dan menghargai setiap langkah perkembangan murid-muridnya. Baginya, melihat anak-anak antusias datang ke sekolah dan menikmati proses belajar adalah sebuah hadiah berharga.
9. Vidya Hutagalung atau yang akrab disapa Vidya adalah seorang wanita yang mendedikasikan hidupnya untuk bekerja di isu-isu perdamaian, keamanan, kesetaraan gender, inklusifitas, dan hak asasi manusia. Baginya, setiap orang memiliki kesempatan yang sama terlepas dari jenis kelamin mereka.