KTOne.com – Prof. Abba Suganda Girsang, S.T., M.Cs., Ph.D. memaparkan, dalam era disrupsi, teknologi terus mengubah berbagai aspek kehidupan, termasuk industri dan bisnis. Pendekatan komputasi tradisional seringkali tidak cukup fleksibel untuk menangani kompleksitas dan ketidakpastian yang muncul. Soft computing, yang merupakan bagian dari kecerdasan buatan, hadir sebagai solusi adaptif dan efisien dalam mengatasi ketidakpastian ini. Paparan orasi ilmiah menjadi bagian dari rangkaian seremoni acara Pengukuhan Guru Besar Tetap Bidang Ilmu Soft Computing atas dirinya.

Prof. Abba menyampaikan isu ketidakpastian yang saat ini mencakup hampir seluruh aspek kehidupan manusia, seperti perubahan iklim, ketidakpastian pasar finansial,
perkembangan teknologi, kesehatan dan pandemi, sosial demografis, ketidakpastian dalam pendidikan, serta etika dan kebijakan. Menurutnya, Soft computing yang merupakan bagian kecerdasan buatan (AI) memiliki potensi untuk mengubah cara manusia menghadapi ketidakpastian di era modern ini. Dengan menggunakan pengetahuan dan teknologi soft computing ini memungkinkan solusi yang lebih fleksibel, toleran terhadap ketidakpastian, dan mampu menangani informasi yang tidak lengkap atau kabur.

Adopsi Prinsip Alam Untuk Memecahkan Masalah Kompleks Prof. Abba mengangkat metode metaheuristik dalam soft computing yang terinspirasi
dari proses biologis alam untuk memecahkan masalah kompleks. Contoh algoritma ini meliputi Algoritma Genetika (mensimulasikan seleksi alam), Particle Swarm Optimization (mengadopsi perilaku burung/ikan dalam menemukan solusi optimal), dan Algoritma Koloni Semut, Lebah, serta Cuckoo.
Algoritma yang meniru perilaku hewan ini efektif dalam menangani masalah
kompleks seperti kolaborasi, evolusi, keseimbangan individu dan kelompok, serta optimasi dengan keterbatasan.
Pemanfaatan Soft Computing Dalam Berbagai Bidang Prof. Abba menjelaskan bahwa AI dan soft computing memiliki potensi besar di berbagai bidang, seperti:

• Bisnis: Machine learning dapat memprediksi tren pasar dan membantu
pengambilan keputusan untuk mengurangi risiko.
• Perbankan: Membantu mengidentifikasi risiko nasabah dan mendeteksi
kecurangan keuangan.
• Media and Jurnalistik: Memverifikasi fakta dan mendeteksi berita hoaks.
• Media Sosial: Menilai potensi viral konten dan mendeteksi potensi kejahatan.
• Entertainment: Memberikan rekomendasi konten yang relevan.
• Pertanian dan Peternakan: Memfasilitasi prediksi penyakit dan peningkatan produksi.
• Pendidikan: Memperkirakan kelulusan dan menilai esai secara otomatis.

Peran perguruan tinggi dalam mengangkat soft computing sebagai solusi masa depan sebagai akademisi, Prof. Abba menekankan pentingnya peran perguruan tinggi, khususnya BINUS University dalam mengatasi  ketidakpastian melalui beberapa
kontribusi seperti:
• Pengembangan Metodologi & Teknologi Baru: Fokus pada inovasi algoritma
soft computing yang lebih robust dan adaptif.
• Kolaborasi Interdisipliner: Bekerja sama dengan industri untuk memahami
tantangan nyata.
• Pengajaran dan Pendidikan: Mengembangkan kurikulum terkait AI dan soft computing untuk menangani ketidakpastian.
• Publikasi: Menerbitkan penelitian untuk mendorong diskusi tentang solusi
inovatif.
• Kebijakan & Strategi: Berkontribusi dalam penyusunan kebijakan berbasis AI.
• Pengembangan Aplikasi: Menciptakan sistem berbasis AI untuk manajemen
risiko dan kesehatan.

Menjadi Guru Besar Sebagai Komitmen Membina dan Memberdayakan
Masyarakat. Seremoni Pengukuhan Guru Besar dipimpin oleh Ketua Senat dan Rektor BINUS University, Dr. Nelly, S.Kom., MM. CSCA, serta dihadiri Kepala LLDIKTI Wilayah III. Dewan Guru Besar, Guru Besar Tamu, perwakilan industri dan tamu undangan. Beliau bergabung di BINUS University pada tahun 2014. Dalam hal pendidikan, Prof. Abba menyelesaikan studi S1 Jurusan Teknik Elektro Universitas Gadjah Mada (UGM); Pendidikan S2 Program Master of Computer Science Universitas Gadjah Mada, dan pendidikan Doktor (S3) Computer and Communication Engineering, National Cheng Kung University (NCKU), Tainan, Taiwan. Prof. Abba merupakan dosen yang aktif melakukan penelitian. Bahkan hampir setiap semester, Prof. Abba menjadi 10 besar kontributor SCOPUS di BINUS University. Saat ini Prof. Abba tercatat sebagai Research Coordinator pada BINUS Graduate Program.

 

 

LEAVE A REPLY