Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Riza resmi membuka gelaran IFEX 2025 di Jakarta Convention Center, JiExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (6/3/2025).

JKTOne.com – Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) optimistik industri mebel dan kerajinan Indonesia masih akan tetap bertumbuh. Selain sebagai industri padat karya, industri ini juga merupakan industri berbasis kreatif yang mampu bertahan lama. Momentum penyelenggaraan Indonesia International Furniture Expo (IFEX) tahun ini sebagai pameran furnitur terbesar di Indonesia dan kawasan sekitar yang bisa dimanfaatkan untuk memperkenalkan produk furnitur Indonesia ke pasar internasional, mulai 6-9 Maret 2025 di Jakarta Convention Center, JiExpo Kemayoran, Jakarta.

Ketua Umum HIMKI, Abdul Sobur mengakui bahwa industri mebel dan kerajinan adalah industri yang sangat strategis, dan telah menjadi salah satu tujuan utama para buyers internasional dari Asia Furniture Show Circle.

“Berharap pemerintah bisa membantu dalam hal regulasi yang menghambat pertumbuhan industri, misalnya terkait Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK). Agar SVLK cukup diberlakukan di hulu saja. Ini cukup menunjukkan industri mebel kita sadar akan lingkungan,” ujar Sobur saat jumpa pers di Media Center, Kamis (6/3/2025).

Dikatakan, berdasarkan data Expert Market Research menyatakan nilai pasar furnitur global tahun 2024 mencapai 660 miliar dolar US, dan diperkirakan akan terus tumbuh sebesar 4,9 persen pada periode 2025 hingga 2034. Demikian diungkapkan Wakil Menteri Perindustrian (Wamen Perindustrian), Faisol Riza, saat membuka pameran IFEX 2025 bersama dengan Wakil Menteri Perdagangan (Wamen Perdagangan), Dyah Roro Esti Widya Putri.

Menurut Faisol, pemeran internasional menjadi sebuah hal yang signifikan untuk mendukung potensi pertumbuhan industri furnitur Indonesia. “Dengan upaya maksimal dari seluruh pelaku industri dan dukungan dari stakeholders terkait, saya optimis kita akan bisa meningkatkan produktivitas industri furnitur, meningkatkan ekspor, dan memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri,” ujar Faisol.

Berharap, industri furnitur bisa terus berinovasi dalam hal desain, penggunaan bahan baku dan bahan baku penolong ramah lingkungan, menerapkan teknologi yang lebih efisien, dan menerapkan konsep sirkuler ekonomi.

Sementara Daswar Marpaung, Presiden Direktur Dyandra Promosindo menyatakan IFEX tidak hanya menjadi momentum bagi pertumbuhan ekonomi, tetapi menjadi wadah yang efektif bagi perajin lokal untuk memasuki dan bersaing di pasar global.

“Melalui IFEX, kami ingin membuka peluang seluas-luasnya bagi perajin Indonesia untuk memamerkan karya terbaik, menjalin kemitraan strategis, dan memperluas jaringan pasar mereka,” ungkapnya.

Diketahui, bahwa Kementerian Perindustrian telah melakukan beberapa langkah strategis untuk mendukung pertumbuhan industri furnitur antara lain dengan memfasilitasi ketersediaan bahan baku, memfasilitasi ketersediaan SDM, memfasilitasi peningkatan pasar dan penguatan riset referensi pasar, memfasilitasi peningkatan produktivitas, kapasitas, dan kualitas produk, serta memfasilitasi iklim usaha dan investasi.

Regulasi memudahkan pelaku industri untuk memiliki dampak positif bagi pertumbuhan industri mebel dan kerajinan. Sampai dengan November 2024, ekspor produk mebel dan kerajinan mencapai 2,37 miliar dolar US, naik dari tahun sebelumnya yang mencapai 2,22 miliar dolar US.

Penyelenggaraan IFEX 2025 menargetkan mampu menarik 14 ribu pengunjung dari lebih dari 100 negara di dunia. IFEX juga diharapkan memberikan kontribusi signifikan pada pertumbuhan ekonomi Indonesia dari sektor industri furnitur dan kerajinan.

“HIMKI optimis IFEX akan terus memiliki posisi penting dalam mempromosikan dan meningkatkan industri furnitur sekaligus berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi nasional,” tutupnya.

LEAVE A REPLY