JKTOne.com– Asuransi Astra memberikan dana pendidikan senilai Rp150 juta kepada anak yatim piatu akibat insiden Kanjuruhan di Kantor Kecamatan Bululawang Malang, yang merupakan upaya kolaborasi bersama Kementerian Sosial Indonesia (15/4). Hingga hari ini, masyarakat Indonesia masih berduka atas tragedi Kanjuruhan yang merenggut banyak jiwa. Indonesia pun menjadi topik hangat di seluruh dunia, dan banyak ucapan belasungkawa yang disampaikan oleh masyarakat dalam negeri maupun mancanegara. Tragedi Kanjuruhan terjadi pada Sabtu 1 Oktober 2022, ketika laga Arema FC dengan Persebaya selesai bertanding dan insiden yang pil pun terjadi. Berdasarkan Posko Crisis Center Tragedi Kanjuruhan, tragedi ini mencatat sebanyak 794 korban. Dengan rincian luka ringan sebanyak 586 orang, luka sedang 50 orang, luka berat 24 orang, meninggal 134 orang, dan enam orang menjalani rawat inap (per 21 Oktober 2022). Tak terelakkan, tragedi Kanjuruhan menjadi salah satu tragedi sepak bola terkelam di dunia yang menelan ratusan korban jiwa dan luka. Kerugian finansial dan emosional yang menggores hati para korban dan masyarakat lainnya yang terkena dampak akan kejadian yang terjadi.
Yang terlupakan, beberapa di antara korban yang berjatuhan, mereka adalah orang tua yang terpaksa meninggalkan sang buah hati di rumah dan tak kembali. Sang anak, tak hanya merasakan kehilangan orang tua, namun juga memicu rasa keraguan akan masa depan yang timbul akibat biaya pendidikan yang mulai terasa tak pasti. Kebanyakan di antara mereka pun masih belum cukup umur untuk mengkhawatirkan biaya hidup lainnya. Padahal, anak-anak ini semestinya tidak memiliki rasa kekhawatiran akan pendidikan yang merupakan hak dan kewajiban mereka untuk ditempuh demi mewujudkan cita-cita mulia serta sebagai penerus bangsa di generasi selanjutnya. Melihat kondisi tersebut, bersama dengan Kementerian Sosial Indonesia.
Asuransi Astra berikan peace of mind kepada masyarakat, menyalurkan bantuan dana senilai Rp150 juta yang nantinya akan diberikan dalam bentuk tabungan pendidikan untuk 17 anak yatim piatu yang terdampak tragedi Kanjuruhan. Penyerahan dana ini dilakukan dan dihadiri secara langsung oleh Compliance & Risk Management Director Asuransi Astra, Adi Sepiarso bersama Menteri Sosial Republik Indonesia, Tri Rismaharini.
“Para anak-anak ini seharusnya tidak merasakan ragu dan justru fokus pada pendidikan karena di luar hal tersebut sudah merupakan tanggung jawab kita sebagai orang yang lebih tua, lebih pengalaman, dan lebih mampu dan paham untuk memikirkannya. Kami semua berharap bantuan ini membawa keberkahan di bulan suci Ramadan dan memberikan manfaat sebagaimana semestinya untuk anak-anak yang saya yakin akan menjadi penerus bangsa Indonesia di masa yang akan datang,” Ujar Ibu Risma.
Dalam situasi seperti sekarang ini, kerjasama dengan berbagai pihak sangat diperlukan agar niat baik yang ingin diberikan dapat diterima oleh masyarakat yang benar-benar membutuhkan. Asuransi Astra mendorong prinsip sinergi Pentahelix dengan melakukan kolaborasi dan menggabungkan berbagai pihak diantaranya Academy, Business, Community, Government, dan Media (ABCGM) guna melaksanakan tanggung jawab sosial secara optimal agar memberikan manfaat maksimal. Sehingga harapannya, dana yang telah terkumpul tersebut dapat membiayai pendidikan anak-anak, sehingga mampu melancarkan proses belajar mengajar dan menjauhkan kata putus sekolah dari tiap anak.
Menambahkan, Adi juga berkata, “Peristiwa ini tentu memberikan dampak emosional dan membekas bagi banyak orang. Namun di antara semuanya, beberapa anak yang masih jauh dibawah umur menanti kepulangan sosok ayah atau ibu yang tak kunjung tiba. Dampak finansial menjadi terasa sebab ketidakpastian biaya pendidikan akibat tidak adanya pendapatan membuat mereka terpaksa meragukan sesuatu yang sudah sewajibnya mereka dapatkan. Sehingga kami tergerak untuk saling bahu membahu dan mengulurkan tangan untuk meringankan beban saudara-saudara kita semua yang merupakan insan penggerak tanah air. Memberikan peace of mind sudah sewajarnya kami terus lakukan, bukan semata mata pekerjaan namun komitmen yang berangkat dari hati kami. Kami percaya sekecil apapun kebaikan yang kami taburkan, suatu saat akan membawakan kebaikan lainnya yang semoga menular kepada masyarakat lainnya untuk juga mulai bergerak dan memberikan manfaat baik pada sekitarnya.”