JKTOne.com – Harga Bitcoin masih berada di kisaran lebih dari 423 juta rupiah. Kenaikan pada harga kripto di hari ini dialami sejumlah kripto seperti Ripple yang naik 3.07% ataupun Avalanche yang naik 4.76%. Reli kenaikan harga kripto memang sudah terjadi sejak awal bulan Maret. Tidak salah bahwa banyak yang menganggap bahwa Maret adalah bulan dimana kripto sedang mengalami reli bullish. CEO Indodax Oscar Darmawan menjelaskan bahwa penyebab kripto naik pada dasarnya memang karena permintaan mengenai aset kripto jauh lebih banyak dari penawaran. Namun tentu ada pemicu yang menyebabkan permintaan terhadap kripto naik. “Misalnya saja ketika beberapa waktu lalu Bitcoin menyentuh harga ATH nya hampir satu miliar rupiah, faktor pemicu nya karena banyak masyarakat yang semakin melek terhadap eksistensi Bitcoin dan juga kripto. Mereka banyak mendapatkan awareness dari media massa dimana harga Bitcoin naik sekian persen sehingga memutuskan untuk membeli Bitcoin. Bitcoin yang memiliki maksimum supply, dihadapkan oleh banyaknya pembelian dari masyarakat otomatis akan membuat harganya makin tinggi”.
Tidak hanya awareness yang menyebabkan masyarakat membeli kripto dan menyebabkan kripto mengalami bullish, namun faktor pemicu lain seperti keadaan makroekonomi global, baik itu keputusan suku bunga Amerika Serikat The Fed ataupun kasus runtuhnya perbankan seperti yang dialami oleh bank kenamaan dunia akhir akhir ini. Dan juga beberapa kasus yang menyebabkan permintaan bitcoin semakin naik seperti Inflasi mata uang yang pernah terjadi di negara Cyprus menyebabkan penggunaan Bitcoin semakin marak. Adopsi Bitcoin dan pembelian Bitcoin ataupun kripto dari investor institusi besar juga sangat mempengaruhi. “Meskipun reli bullish pada kripto terjadi di Q1 2023 ini, penting sekali bagi para trader untuk tidak FOMO dan mempelajari terlebih dahulu kiat kiat trading crypto agar bisa menentukan harga beli dan harga jual yang tepat sehingga bisa memperoleh keuntungan yang maksimal. Salah satu hal yang perlu diwaspadai dalam momen reli bullish ini adalah adanya bull trap pada kripto. Bull trap merupakan istilah di dunia trading termasuk dalam trading kripto dimana harga kripto tersebut naik secara cepat setelah mengalami momen bearish yang cukup lama. Dengan naiknya harga kripto ini akan membuat investor percaya bahwa harga kripto ini akan terus mengalami reli bullish dan mulai membeli kripto. Namun, kenyataannya volatilitas kripto sangat cepat. Setelah kripto tersebut berada di harga tertentu, harga aset akan terkoreksi sehingga investor akan merasa kecewa karena terlanjur membeli pada saat harga tinggi dan perlu menunggu lagi untuk harganya bisa naik kembali. Untuk terhindar dari bull trap penting untuk setiap investor mempelajari terlebih dahulu bagaimana teknik trading yang baik sebelum terjun untuk bertransaksi kripto. Investor perlu melakukan riset terlebih dahulu dan analisis fundamental sebelum memutuskan untuk membeli aset kripto. Menggunakan analisis fundamental, investor akan mengetahui proyek yang sedang dikembangkan token ataupun koin yang hendak dibeli, tim pengembang yang berada di latar belakang pembentukan kripto tersebut, serta roadmap dan potensi utility dari kripto yang hendak dibeli. Investor pun perlu melakukan riset dan analisis sendiri,” jelas Oscar
Istilah RSI ini dalam kripto merupakan suatu indikator untuk menentukan kondisi pasar dimana kripto sedang terlalu banyak pembelian atau terlalu banyak penjualan. “Dengan mempelajari cara membaca RSI investor akan mengetahui bahwa setelah nilai suatu kripto menyentuh lebih dari 70 maka kita bisa simpulkan bahwa kondisi market sudah menyentuh kondisi terlalu banyak pembelian. Investor Tidak perlu memantau setiap menit, namun investor tetap perlu memantau tren harga kripto sesekali jika skor RSI tersebut sudah mendekati atau melampaui level resistance maka investor perlu berhati hati karena bisa ada bull trap,” tutup Oscar.