JKTOne.com – Berkembangnya dunia perfilman Indonesia semakin menampakkan taringnya di kancah internasional. Terbukti, setiap tahun ada saja karya anak bangsa yang menghiasi layar lebar mancanegara. Kali ini, dua film dokumenter Indonesia berjudul Diary of Cattle dan The Flame menerima giliran.
Film dokumenter Diary of Cattle karya dua sineas muda dari Padang, David Darmadi dan Lidia Afrilita terpilih untuk dipertunjukkan pertama kalinya pada dunia di festival film prestisius Visions du Reel, yang merupakan salah satu festival utama film dokumenter dunia, pada tanggal 11 April 2019 di Nyon, Swiss.
Kekuatan sinematis yang hampir sureal dari Diary of Cattle mengajak penonton untuk melihat kehidupan deretan sapi yang sepanjang hari hidup di tempat pembuangan sampah di kota Padang.
Cerita yang unik, cara bertutur yang orisinal dan gambar yang sinematis telah menarik Visions du Reel untuk memilih film ini sebagai salah satu dari 39 film yang berkompetisi di durasi pendek dan menengah.
Selain Diary of Cattle, sebuah proyek dokumenter Indonesia berjudul The Flame (Bara) tentang seorang petani yang ingin mempertahankan lahannya juga terpilih menjadi salah satu dari 10 proyek dokumenter yang dipresentasikan kepada pasar dunia di festival yang sama. The Flame disutradarai oleh sineas Makassar Arfan Sabran dan diproduseri oleh Gita Fara (Jakarta).
“Diary of Cattle dan The Flame merupakan alumni dari workshop dokumenter lF/Then dan Docs By The Sea yang diselenggarakan oleh Bekraf dan ln-Docs di tahun 2018. Program-program ini merupakan investasi yang dilakukan Bekraf untuk meningkatkan kapasitas pembuat film dokumenter Indonesia dan untuk menghubungkan film dokumenter Asia Tenggara dengan pasar internasional,“ ujar Wakil Kepala Bekraf, Ricky Joseph Pesik saat konferensi pers Docs By The Sea Incubator di Gd. Kementerian BUMN Lt.15, Jakarta (16/4/2019).
Sementara itu, seperti diketahui lF/Then mulai diselenggarakan Bekraf dan In-Docs pada tahun 2018, dan Docs By The Sea yang mulai diselenggarakan di tahun 2017 telah membuahkan hasil yang signiflkan.
Meskipun fiIm-film dokumenter yang telah didukung dua program ini belum mendapatkan distribusi di tingkat nasional, tetapi sambutan dunia internasional telah membuktikan kualitas dan kemampuan para sineas Indonesia dan Asia Tenggara.