JKTOne.com – Film horror Danyang Mahar Tukar Nyawa, dalam kebudayaan Jawa, danyang adalah roh halus yang melindungi suatu tempat atau wilayah. Danyang biasanya menempati pohon, gunung, mata air, desa, mata angin, atau bukit. Konon, danyang akan menetap di suatu tempat yang disebut punden setelah menerima permohonan dari seseorang. Sebagai imbalan, danyang akan mendapatkan sebuah ritual atau tradisi selamatan (slametan). Sementara itu, dayang dalam film Danyang Mahar Tukar Nyawa digambarkan sebagai sosok yang membantu tokoh utama dalam memperoleh kekayaan. Film ini bercerita tentang Galang, seorang pemuda miskin yang sangat mencintai Resti. Meski tak direstui oleh keluarga Resti, Galang tetap bertekad untuk menikahinya. Demi cintanya, Galang melakukan ritual pesugihan dengan bantuan Ki Randu.
Ritual inilah yang menghubungkannya dengan Eyang Danyang. Ia merupakan roh penjaga yang dapat mengabulkan berbagai keinginan. Sayangnya, Galang harus memberikan imbalan dalam perjanjian gaib tersebut. Sebagai bagian dari perjanjian itu, ia harus menumbalkan nyawa Resti. Ibu Resti yang bernama Dasmi pun berjuang keras menyelamatkan putrinya. Fllm Danyang Mahar Tukar Nyawa, menampilkan sosok menyeramkan dengan rambut panjang yang seolah siap mengambil mahar nyawa seorang tumbal. menegangkan tentang Galang yang terjerat dalam perjanjian kelam dengan Danyang demi mempertahankan cintanya pada Resti, meskipun harus menghadapi konsekuensi mengerikan dari pilihannya. Film horor Indonesia ini dibintangi oleh Bhisma Mulia, Sahila Hisyam, Agla Artalidia, Rizky Tama, Wulan Guritno, Mathias Muchus, Egi Fedly, dan lainnya
Danyang Mahar Tukar Nyawa menceritakan tentang Galang (Bhisma Mulia) seorang pria miskin yang jatuh cinta pada Resti (Sahila Hisyam). Demi memperjuangkan rasa cintanya yang begitu besar, Galang rela melakukan apa saja untuk membahagiakan Resti sekalipun menggunakan jalan pintas yang kelam agar orang tuanya menyetujui pernikahanya dengan anak semata wayangnya itu. Untuk mencapai tujuannya, Galang melakukan pesugihan dengan bantuan Ki Randu (Egi Fedly), yang mengantarnya ke Eyang Danyang, roh penjaga yang dapat mengabulkan keinginan melalui ritual pesugihan.
Danyang sering dianggap sebagai leluhur atau roh yang dihormati oleh masyarakat setempat, karena perannya menjaga kesejahteraan dan keamanan. Danyang bukan sekadar roh pelindung, melainkan entitas gelap yang menawarkan kekayaan dengan harga mahal, tumbal berupa nyawa. Dalam kasus Galang, perjanjiannya dengan Danyang awalnya didorong oleh cinta buta pada Resti. Terperangkap dalam keputusasaan, Galang memilih jalur pesugihan agar bisa memenangkan hati Resti dan memastikan mereka dapat hidup bersama. Ia yakin bahwa kekayaan dan kekuasaan yang diberikan Danyang akan menjamin masa depan mereka berdua. Namun, apa yang tampak seperti solusi justru berubah menjadi mimpi buruk. Kegelisahan Galang mencapai puncaknya ketika Danyang menuntut tumbal sebagai imbalan. Yang membuat Galang hancur adalah kenyataan bahwa Danyang menginginkan nyawa Resti, wanita yang sangat ia cintai dan alasan ia memulai semua ini. Di titik ini, Galang merasa terjebak. Ia telah menjual jiwanya demi cinta, namun sekarang cinta itulah yang harus ia korbankan. Dan kini ia terperangkap antara cinta dan perjanjian kelam . Setiap pilihan yang ia buat semakin memperdalam jurang ketakutan, dan ia mulai menyadari bahwa tidak ada jalan keluar yang mudah. Ketika waktu semakin mendesak, Galang dihadapkan pada pilihan terakhir, apakah ia rela kehilangan Resti selamanya demi melunasi perjanjiannya?.