JKTOne.com – Pentingnya laporan korporat yang terintegrasi tidak dapat diabaikan. Laporan keuangan yang disusun dengan benar dan menggambarkan kegiatan ekonomi korporat sesungguhnya diharapkan memberikan informasi yang akurat untuk proses pengambilan keputusan pada para pemangku kepentingan, terutama investor. Yang banyak dipertanyakan adalah apakah laporan keuangan korporat cukup untuk menunjukkan kondisi korporat secara keseluruhan?. Prof Yanthi, Guru Besar Ilmu Akuntansi dan Keuangan Perusahaan BINUS University yang ditemui dalam sesi orasi ilmiah mengungkapkan bahwa, umumnya korporasi menggunakan pendekatan kerangka Triple Bottomline yang berdasar tiga pemangku kepentingan, yaitu People, Planet, Profit dalam model bisnis dan praktiknya.
Beliau menyebut laporan ini sebagai laporan berkelanjutan (Laporan Keberlanjutan), yang mendemonstrasikan komitmen korporat dalam jangka waktu panjang pada penciptaan nilai korporat, keterlibatan pemangku kepentingan dan praktik bisnis yang bertanggung jawab. Prof Yanthi menambahkan, dalam pelaksanaannya, pemangku kepentingan dan bisnis memerlukan laporan keuangan yang lebih komprehensif dan terfokus ke depan. Laporan berkelanjutan kemudian berevolusi dengan dasar pada penggabungan laporan keuangan dan non-keuangan yang mendukung pemikiran bisnis yang terintegrasi, pengambilan keputusan, dan gerakan yang fokus pada penciptaan nilai yang berkelanjutan. Laporan ini disebut Laporan Terintegrasi.
Prof Yanthi menyebut ada tujuh prinsip Pelaporan Terintegrasi, yaitu Fokus pada
strategi dan orientasi pada masa yang akan datang, konektifitas informasi, hubungan pemangku kepentingan, materialitas, ringkas, andal dan lengkap, serta konsistensi dandapat dibandingkan.
Ekonomi Sirkular, Solusi Keberlangsungan Korporasi Bagi Lingkungan dan Sosial Dalam penerapannya, Laporan Terintegrasi juga memiliki tantangan, baik yang bersifat eksternal maupun internal. Prof Yanthi menyarankan untuk melakukan proses pelaporan terintegrasi dalam kerangka kerja ekonomi sirkular. Mengubah model bisnis berkelanjutan dengan prinsip ekonomi sirkular akan secara organik memudahkan pelaporan terintegrasi, karena laporan menunjukkan keadaan ekonomi korporat yang sesungguhnya. Meskipun tidak secara instan, para pemangku kepentingan, terutama investor, mendapat laporan yang utuh dari seluruh kegiatan ekonomi korporat.
Prof Yanthi menambahkan, teknologi blockhain dapat membantu menawarkan
peluang untuk visibilitas, transparansi, dan jejak di seluruh rantai pasokan, yang
penting untuk prinsip ekonomi sirkular.
Dengan memanfaatkan blockchain, bisnis dapat mengoptimalkan kinerja lingkungan,
meningkatkan pengetahuan, dan meningkatkan perilaku sirkular dalam rantai pasokan. Secara keseluruhan, integrasi teknologi blockchain dalam inisiatif sirkular ekonomi menawarkan jalur yang menjanjikan mencapai pencapaian tujuan, meningkatkan efisiensi sumber daya, dan mempromosikan praktik bisnis yang bertanggung jawab di berbagai industri.
Sebagai ilmuwan, Prof. Yanthi juga memaparkan perguruan peran tinggi
terutama dalam penerapan Pelaporan terintegrasi berbasiskan Ekonomi sirkular.
Beliau memberikan contoh BINUS University yang berkomitmen untuk memulai penerapan Ekonomi Sirkular. Sudah sejak lama, di lingkungan kampus, BINUS University melakukan praktik pemilahan sampah dengan menyediakan tempat sampah yang berbeda untuk produk yang bisa didaur ulang dan yang tidak. Selain itu penerapan area bebas rokok juga sudah diterapkan. Penggunaan
kertas bekas juga sangat dianjurkan. BINUS University akan memperluas prinsip 5R (Reduce, Reuse, Recycle, replace, Replant) di lingkungan kampus. Hal ini penting, karena kita mendidik para pemimpin-pemimpin korporat di masa yang akan datang. Selain itu, transparansi juga perlu dimulai dengan menyusun pelaporan berkelanjutan (nonfinansial) secara berkala. Dengan kemampuan tekonologi informasi yang dimiliki BINUS University, penerapan teknologi Blockchain dapat dibangun untuk keperluan internal. Prof Yanthi Rumbina Ianova Hutagaol, SP, M.Acc., Ph.D. merupakan Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu Akuntansi dan Keuangan Perusahaan dan merupakan Guru Besar ke-31 yang dikukuhkan BINUS University.
Beliau resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar pada (29/4) di BINUS @Kemanggisan, Kampus Anggrek. Seremoni pengukuhan dipimpin oleh Ketua Senat dan Rektor BINUS University, Dr. Nelly, S.Kom., MM. CSCA, serta dihadiri Kepala LLDIKTI Wilayah III, Dewan Guru Besar, Guru Besar Tamu, perwakilan industri dan tamu undangan. Prof Yanthi bergabung dengan BINUS University pada tahun 2009 sebagai Kepala Program Magister Keuangan Terapan. Pada tahun 2010, beliau ditunjuk sebagai Manajer Riset di Divisi Penelitian dan Pengembangan (R&D). Selain mengajar, ia juga memiliki ketertarikan pada penelitian hingga makalahnya pada konferensi Akuntansi dan Keuangan bergengsi di Asia, Australia, Eropa dan Selandia Baru. Minat penelitiannya adalah Riset Akuntansi Berbasis Pasar Modal, Kualitas Laba, dan Initial Public Offerings (IPO). Saat ini Beliau menjabat sebagai Dosen Spesialis, Profesor Keuangan Program BINUS University.