Kika: Ade Habibie, Sameer Kaoul, Panca.

JKTOne.com –Siapa sih yang nggak punya jeans di lemarinya? Setuju dong kalau kami bilang jeans telah menjadi busana wajib bagi siapa saja.

Levi’s® telah menjadi brand denim yang paling populer di dunia. Jutaan jeansnya telah masuk ke dalam lemari-lemari pakaian para pemakainya di bumi ini.

Tahukah kamu, pada Senin, 20 Mei 2019 nanti, Levi’s® sebagai pelopor Jeans merayakan hari jadi ke 146 untuk produk ikoniknya jeans 501®. Hari di mana pada 20 Mei 1873 untuk pertama kalinya pemasangan paku keling pada jeans dipatenkan.

Bicara tentang Levi’s® 501®, Sameer Koul selaku Country Manager Levi’s® Indonesia menyampaikan bahwa  “501® seperti blank canvas, memberikan kepada pengguna untuk menambahkan apa saja yang mereka suka kepada jeansnya.”

Nah, menyambut perayaan 501® Day, Levi’s® berkolaborasi dengan Darahku Biru (komunitas pecinta denim di Indonesia) menggelar pameran plus workshop denim yang diadakan di Little League Coffee, Jakarta, selama dua hari 18-19 Mei 2019.

Dalam event ini, yang mengangkat tema “We All Are Collaborators” ditampilkan 8 jeans yang telah dipersonaliasi oleh para penggunanya , ruang sejarah jeans, Levi’s® Evolution corner, dan workshop denim patching and repair, serta talkshow dengan para pecinta denim Tanah Air.

501 Personalization
1 of 8
Ade Habibie (16 tahun, 5 kali cuci); "Gue beli Levi's ini karena gue inget jeansnya disimpan di dalam semacam jerigen bensin jadul yang isinya ada tali ikat tambang, surat, dan jeansnya. Jarang-jarang gue liat packaging kayak begini. Ternyata di surat yang ada di dalam jerigen itu menceritakan tentang seseorang yang pernah mogok di tengah jalan Amerika, dan sangat membutuhkan pertolongan untuk derek mobilnya ke pom bensin terdekat. Nah, masalahnya mobil yang pertama di temuin mau membantu, tapi tidak punya tali ikat yang cukup panjang untuk ngasih jarak mobil yang mau diderek. Tapi berkat jeans 501-nya, dia bisa pake untuk penyambung talinya karena kuat jeansnya. Akhirnya mobil pun bisa ditarik sampe pom bensin terdekat, what a story! Gue sampe sekarang masih pake jeans ini, udah sampe rombeng-rombeng, tapi gue tutupin patch aja terus."
Liem Hu Sen (5 tahun pemakaian dengan pencucian yang tak terhitung); "ga ada treatment atau ritual khusus selama gue pakai jeans ini. Sebagai 'denimheads'gue punya banyak koleksi raw denim dan jeans lainnya. But, for me, a pair of jeans makes you feel good, a pair of Levi's makes you feel special".
Delano Alvin; "setelah gue pake cukup lama jadilah celana jeans gue bolong-bolong, pas banget gue lagi suka ngejahit sashiko setelah gue ikut workshop. Jadilah gue coba tambel jeans gue sekalian pake teknik sashiko dan bahan-bahan sisa yang gue punya, biar ala-ala Japanese style gitu. Soal hasil gue cukup puas lah".
Zahrul Auzan (selama 3 tahun sekali nyuci doang); "seiring berkembangnya pengetahuan saya tentang segala sesuatu mengenai raw denim, minat ini berkembang menjadi rasa antusias yang tinggi. obsesi denim semakin tinggi semenjak saya melihat hasil proses evolusi raw denim milik kakak saya. Memudarkan raw denim merupakan sebuah seni. Saat itu, kakak saya memberikan salah satu denim yang ia miliki dan syukurnya ukurannya sama. Denim yang ia berikan adalah Levi's 501®. Yap, begitulah saya mendapatkan denim pertama saya. Saat itu kondisi denimnya sudah pemakaian sekitar beberapa bulan, baru saja menghasilkan beberapa comb pada lipatan paha dan lutut bagian belakang. Setelah 2 tahun lamanya baru saya mencoba melakukan seawash pada denim saya dengan panduan beberapa artikel agar melakukannya dengan cara baik dan benar juga menghasilkan hasil yang memuaskan, dan benar saja setelah itu denim saya pun menjadi semakin 'sadis' hingga seperti sekarang kurang lebih sudah berusia 3 tahun. Salah satu hal yang membuat saya senang adalah ketika saya memakai celana tersebut dan orang-orang terfokuks pada celana saya yang keren. Orang-orang bertanya, bagaimana caranya sebuah denim menjadi keren seperti itu. Dari situ saya juga berbagi pengalaman dan cara menjadikan denim keren seperti itu."
Nando Sugawa (2 tahun 3 bulan pemakaian, cuma 3 kali cuci); "Awalnya gue beli jeans ini karena ingin di pake buat sehari-hari menggunakan brand legendaris, kupilih deh brand LVC ini. Sewaktu ada project kerjaan kantor, celana ini nggak pernah lepas selama sebulan tiap detiknya. Terus karena saya selalu ke kantor pakai motor dan nggak jarang juga kena hujan, walhasil fading jadi kontras."
Rizky R. Daskian (3 tahun 5 bulan, 12 kali cuci dan 6 kali direndam); "Jeans ini saya dapat sebagai hadiah ulang tahun ke-19 dari keluarga saya. Kala itu saya membutuhkan jeans untuk rotasi dari 501 made ini Japan saya dan, voila! Datanglah jeans ini sebagai 2nd skin saya. Celana ini pada awalnya jarang saya pakai karena masih ada jeans satu lagi, dan saat itu saya belum terbiasa memakai jeans yang memiliki oz sedikit tebal. Namun seiring dengan pensiunnya daily beater jeans saya, akhirnya jeans ini memasuki masanya sebagai main option jeans saya di luar jeans prewash dan non-selvedge yang saya miliki. Jeans ini masih aktif menjadi daily beater saya sampai saat ini. Jeans ini mendapatkan fadenya dari kegiatan harian saya sebagai mahasiswa commuter yang menaiki kereta Bekasi-Depok, Go-Jek, dan kegiatan berkendara saya lainnya. Selain itu, jeans ini saya gunakan selama saya bekerja sebagai barista di salah satu coffee shop dibilangan Kemang, Jakarta Selatan. Jeans ini melewati masa dimana ia ketumpahan kopi, susu, makanan sisa customer, hingga sisa abu rokok customer selama saya bekerja sebagai barista. Karena alasan inilah jeans ini melalui banyak proses pencucian dan perendaman dengan alasan kebersihan."
Ade Habibie (nggak pernah cuci); "Jaketnya sih nggak terlalu ada cerita, cuman jaket ini gue beli 10 tahun lalu, gue pake untuk naik vespa. Dari beli sampe sekarang, kayaknya belum pernah gue cuci, hahaha".
Rizky Sultan; "Kimono yang terbuat dari celana Levi's itu berasal dari celana om saya dikasihin turun-temurun. Mulai dari abang saya, lalu dikasih lagi ke saya karena badan mereka tambah besar. Kenapa tega buat dijadikan kimono? Sebenarnya karena celananya sudah tidak muat lagi, dan sayang banget kalau dibuang atau kalu ditaruh lemari. Celana 501 itu sudah melalui perjalanan yang sangat panjang, dimana pada saat itu om saya pakai pas dia masih menjadi anak punk. Kemudian diberikan ke abang saya yang senang sama kultur skinhead dan casual, sebelum akhirnya diberikan ke saya. Saya pakai cukup lama dari baru masuk SMA sampai lulus. Belakangan ini saya senang menonton dokumenter tentang brand-brand Jepang. Dimana salah satunya ada brand bernama KAPITAL dan Kuon Tokyo yang menginspirasi saya untuk membuat kimono D.I.Y dengan tema 'boro'dan 'sashiko'ala Jepang. 90% dari kimono saya berbahan Levi's karena saya sudah tahu ketahanan bahan Levi's, terutama seri 501."

Terlihat seru ya! Langsung aja yuk kunjungi Little League Coffee di Jakarta Selatan, dan temui variasi Levi’s® 501® yang ikonik dan ikuti workshop-nya.

RELATED ARTICLESMORE FROM AUTHOR

LEAVE A REPLY