JKTOne.com – Komitmen PetroChina International Jabung Ltd (PCJL) dalam melestarikan kearifan lokal sekaligus mendongkrak ekonomi kerakyatan terus berlanjut. Melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), PCJL fokus pada pembinaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Batik di Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim).
Program yang digulirkan sejak tahun 2017 ini terbukti sukses melahirkan generasi pertama pengrajin batik di daerah tersebut. Kini, batik tulis dan cap dengan motif khas Tanjabtim mulai dikenal luas, baik di pasar regional maupun nasional.
Lahirnya Generasi Baru Pengrajin Batik Tanjabtim
Berbeda dengan kota batik seperti Pekalongan atau Yogyakarta yang mewarisi keahlian secara turun-temurun, industri batik di Tanjung Jabung Timur lahir dari “nol”. Siti Saroh, pemilik Naima Batik, adalah bukti nyata keberhasilan transformasi ini.
Siti memulai perjalanannya pada tahun 2012 lewat pelatihan Dinas Perindustrian dan Perdagangan, dilanjutkan dengan belajar teknik batik tulis di Lasem pada 2013.
“Semua pengrajin generasi pertama di Tanjabtim ini tidak ada yang mewarisi batik dari orang tua. Semua belajar dari nol. Kami mulai dari pelatihan dasar, lalu belajar sendiri ke Jawa,” ungkap Siti di Tanjung Jabung Timur, Jambi, Kamis (27/11/2025).
Ketekunan Siti berbuah manis. Naima Batik kini menjadi pelopor batik tulis bermotif khas daerah, salah satunya Motif Pedada Modifikasi yang menyabet juara 3 nasional pada tahun 2015.
Peran Strategis PetroChina dalam Mengembangkan UMKM
Melihat potensi besar ini, PetroChina mulai memberikan dukungan penuh pada tahun 2017. Bantuan yang diberikan mencakup berbagai aspek krusial, mulai dari pengembangan kapasitas SDM, strategi pemasaran, hingga pembangunan rumah produksi yang layak.
Hasilnya, kapasitas produksi Naima Batik meningkat pesat. Dalam kondisi normal, mereka mampu memproduksi 20–50 lembar kain per bulan. Namun, saat menerima pesanan besar dari korporasi atau instansi pemerintah, produksinya bisa melonjak hingga 500 potong per bulan.
Ahmad Ramadlan, CSR & Comdev Supervisor PCJL, menegaskan bahwa tujuan utama program ini adalah menaikkan kelas UMKM lokal.
“Batik adalah identitas daerah. Tugas kami membantu pengrajin agar mampu menghasilkan produk berkualitas, punya pasar, dan memiliki daya saing. Kami ingin UMKM Tanjab Timur bukan hanya bertahan, tetapi naik kelas,” jelas Ramadlan.
Inovasi Pewarna Alam dan Dampak Ekonomi
Salah satu keunikan Batik Tanjabtim binaan PetroChina adalah penggunaan pewarna alami yang ramah lingkungan. Naima Batik memanfaatkan bahan-bahan lokal seperti:
- Daun mangga
- Kulit jengkol
- Sabut kelapa
- Akar mengkudu
Kombinasi bahan ini menghasilkan warna-warna lembut yang kini menjadi ciri khas dan daya tarik wisata budaya Tanjabtim.
VP Business Support PCJL, Alfiani, menambahkan bahwa dampak program ini melampaui aspek bisnis semata. Program ini memberdayakan perempuan di sekitar wilayah operasi migas, yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan keluarga, pendidikan, dan kesehatan.
Apresiasi SKK Migas
Langkah PetroChina ini mendapat apresiasi dari Heru Setyadi, Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas. Menurutnya, program ini adalah implementasi nyata dari pilar Kemandirian Ekonomi dan Pengembangan Sosial Budaya dalam Program Pemberdayaan Masyarakat (PPM) KKKS.
“Ketika masyarakat di sekitar wilayah kerja KKKS mampu mandiri secara ekonomi, maka tujuan besar untuk meningkatkan kesejahteraan dan ketahanan sosial menjadi lebih mudah dicapai,” ujar Heru.










