JKTOne.com, Jakarta – Di era 1990-an sebuah kampus yang berada di bilangan Jakarta Barat, Universitas Esa Unggul, atau yang sering disebut Kampus Emas, memiliki mahasiswa yang keseluruhannya adalah warga negara asing.
Namun seiring dengan perkembangan zaman, Kampus Emas berubah keberadaanya, dimana sebagian mahasiswanya adalah warga negara lokal. Tidak hanya itu, program pendidikan diperluas menjadi dua kelulusan, atau joint degree.
“Kuliah dengan kelulusan yang joint degree begini akan dibutuhkan oleh anak-anak kita nantinya dalam menghadapi tantangan global. Hal ini agar anak-anak bisa bersaing, kita perlu membekalin mereka dengan pengetahuan dan pengalaman yang global juga,” kata Fransiskus Andikara selaku Direktur Universitas Esa Unggul pada saat Inagurasi Kampus Program Internasional di Karawaci, Tangerang.
Selain dua program kuliah internasional, Universitas Esa Unggul juga membekali para mahasiswa dengan kelas Mandarin selama empat semester dan English Club, sehingga para mahasiswa siap saat harus berhadapan dengan dunia global dengan kemampuan berbahasa yang memadai.
“kenapa China? Karena China saat ini menjadi salah satu negara yang teknologinya paling maju di dunia. Lihat saja, handphone yang kita pakai, meski merek Eropa tapi sudah buatan China. Dengan belajar dari Tiongkok kami berharap memberikan skill bagi mahasiswa untuk bersaing secara global,” lanjut Frans.
Selain menjalin kerjasama dengan 3 universitas di Tiongkok, Universitas Esa Unggul juga tengah menjajaki kerjasama dengan beberapa Universitas di kawasan Asia. “Kalau sudah ok dan deal, kami akan beri tahu,” tutupnya.