CEO dan Founder PT Ekonomi Sirkular Indonesia, Muhammad Agung Saputra berfoto usai melakukan pemaparan dan peluncuran platform app Surplus.id di Amos Cozy Hotel Jakarta, Kamis (12/3/2020). (JKTOne.com/Lid)

JKTOne.com – PT Ekonomi Sirkular Indonesia (ESI) hari ini resmi memperkenalkan Platform digital (app) bernama Surplus.id. Hadirnya e-commerce baru ini bertagline ‘Save food, Save budget, and Save Platnet‘ diyakini sebagai penghubung antara pelanggan dengan toko makanan yang memiliki makanan berlebih atau yang akan dibuang bila belum terjual di penghujung hari dengan diskon minimal 50 persen.

“Setiap makanan yang diselamatkan berkontribusi dalam memerangi food waste. Ini sesuai dengan visi misi dan sebagai solusi jitu untuk mencegah terjadinya food loss and waste (makanan hilang dan terbuang),” demikian disampaikan CEO dan Founder ESI, Muhammad Agung Saputra dalam pemaparan sekaligus peluncuran Surplus.id di Amos Cozy Hotel Jakarta, Kamis (12/3/2020).

Berdasarkan Food Sustainability Index 2017 yang dirilis oleh The Economist Intelligence Unit (EIU), terdapat hampir 1 miliar orang menderita kelaparan, namun sepertiga makanan hilang atau terbuang. Limbah ini sesuai dengan empat kali jumlah yang dibutuhkan untuk memberi makan makanan masyarakat yang menderita kekurangan gizi di seluruh dunia.

Dalam penjelasan, Agung menyampaikan kalau Indonesia tercatat sebagai negara terbesar kedua setelah Arab Saudi, yang menghasilkan sampah makanan. Seperti di Jakarta, menghasilkan sebanyak 4 ribu ton sampah makanan per hari (BPS, 2015). Sedangkan menurut data Food and Agriculture Organization (FAO), dalam satu tahun diperkirakan ada sebanyak 13 juta ton sampah makanan terbuang.

Muhammad Aguns Saputra berfoto bersama tim Kerja dari Surplus.id. (JKTOne.com/Lid)

“Angka ini bisa memenuhi kebutuhan pangan 28 juta orang yang hidup dalam kemiskinan di Tanah Air,” ucap Agung seraya menambahkan bahwa kontribusi terbesar terbuangnya makanan berasal dari hotel, restoran, katering, supermarket, dan perilaku masyarakat yang selalu menyisahkan makanannya.

Disinggung cara kerja Surplus.id, Agung memaparkan, kalau ada toko makanan yang sudah mau tutup pada jam 10.00 WIB malam misalnya, makan mendekati 09.00 WIB makam mereka (merchant) dapat mengupload informasi makann berlebih ke Surplus.id.

“Caranya sama seperti mengupload foto di instagram, tinggal upload foto, isi deskripsi, dan jam panggilan. Kemudian user (konsumen) melihat foto yang telah di upload langsung dapat membooking dan membayar dengan OVO sebelum mengambil makanan di merchant/vendor yang bersangkutan,” papar Agung seorang alumnus Imperial College London, Inggris dan Institut Teknologi Bandung (ITB).

CEO dan Founder PT Ekonomi Sirkular Indonesia untuk platform app Surplus.id, Muhammad Agung Saputra. (JKTOne.com/Lid)

Agung bercerita bahwa Surplus.id ini ada lantaran dirinya pernah mengalami kekurangan uang karena keterlambatan pengiriman. Kalau ia mau makanan dan melewati suatu restoran duitnya tidak mencukupi untuk membeli makanan tetapi restoran lebih memilih membuang makanan yang berlebih dibanding menjual padanya.

“Padahal saat itu saya hanya memiliki uang setengah harga untuk membeli makanan tersebut. Diskon 50 persen dijual ke konsumen pasti aware,” tutupnya.

Jadi bagi kalian yang seraya mau tahu kebolehan dari Surplus.id, segera diunduh melalui Google Playstore. Nikmati banyak keuntungan yang ditawarkan merchant dan Surplus.id.

LEAVE A REPLY