JKTOne.com – Pandemi Covid-19 di Indonesia memasuki babak baru dengan adanya New Normal yang ditetapkan pemerintah. Berbagai sektor perekonomian menggeliat dan perlahan berbenah. Begitu pun dengan bidang properti yang menunjukkan harapan baru meski terkena dampak buruk sejak merebaknya wabah corona.

Banyak masyarakat yang memilih menahan diri untuk beli properti. Otomatis roda aktivitas bisnis pengembang dan agen pun ikut melambat pada kuartal I/2020.

Sejak awal tahun 2020, 99.co dan rumah123.com makin memperkuat posisinya sebagai portal properti terbesar di Indonesia setelah resmi melakukan joint venture. Kedua perusahaan properti ini berjalan bersamaan untuk memenuhi kebutuhan para pencari dan pengiklan properti dalam naungan 99 Group.

“Berdasarkan riset pasar yang dilakukan Tim Analis 99 Group di masa new normal, tercatat bahwa tren suplai dan pencarian mengalami peningkatan konstan pada Mei ke Juni 2020. Hal ini menunjukkan bahwa sektor properti kian membaik,” kata Maria Herawati Manik, Country Manager 99 Group Indonesia, saat virtual conference di Jakarta, Kamis (16/7/2020).

Terbukti, dari hasil analisis tersebut diketahui bahwa pada Juni 2020 pencarian properti naik. Positifnya, tren ini pun dibarengi dengan suplai properti yang turut terdongkrak.

Juni 2020 Jadi Momentum Kenaikan Permintaan dan Suplai Properti Pencarian properti di portal 99.co/id maupun rumah123.com dodiminasi oleh masyarakat yang berlokasi di Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, Depok, Makassar, dan Bekasi.

Dibandingkan dengan kuartal I/2020, jumlah pencari properti di Jakarta, dan Depok naik signifikan pada kuartal II/2020. Sebelumnya ada 36.6 persen pencari properti di Jakarta dan naik menjadi 40.18 persen. Sementara pencari properti yang berdomisili di Depok naik tajam dari 2.92 persen menjadi 6.14 persen. Sementara itu, pencari properti di Tangerang ikut masuk ke 7 besar area pencari properti pada kuartal II/2020.

Tim Analis 99 Group mencatat bahwa pencarian (demand) seluruh tipe properti menukik turun dari Maret 2020 ke April 2020 sebesar 30 persen. Namun demikian, suplai properti masih aman dan tumbuh tipis kurang dari 5 persen. Perubahan lalu terjadi pada Mei 2020 di mana terjadi kenaikan pencarian sebesar 65 persen. Pada Mei ke Juni tercatat terjadi peningkatan jumlah pencarian dan suplai sebesar 50 persen.

Lantas bagaimana dengan tren listing terjual di masa new normal dibandingkan saat Covid-19 pertama kali menyusup ke Indonesia?

Menurut data Tim Analis 99 Group, pada Maret 2020 ke April 2020, terjadi penurunan listing terjual yaitu sekitar 56 persen. Kondisi ini kemudian berubah positif berkat naiknya
sold listing sebesar 70 persen dari April 2020 ke Juni 2020. Malahan, bila dibandingkan secara year over year (YoY), sold listing pada Juni 2020 lebih besar daripada Juni 2019.

Pencarian Tanah Naik Cukup Besar pada Masa New Normal
Rumah tapak selalu menjadi primadona pencarian di antara tipe properti lainnya. Walau demikian, hal ini tak bisa menutupi fakta bahwa pencarian rumah pun mengalami koreksi pada akhir Kuartal I/2020. Tim Analis 99 Group mencatat, terjadi penurunan pencarian rumah sebesar 30 persen dari Maret ke April 2020. Di sisi lain, suplai untuk kategori properti tersebut disebutkan masih cukup stabil.

Perubahan positif mulai terjadi dari April ke Mei 2020. Tim Analis 99 Group menemukan bahwa terjadi kenaikan pencarian sebesar 60 persen. Sementara itu pada Juni, kenaikan masih terjadi sebesar 50 persen. Data ini bisa menjadi rujukan para agen untuk menambah listing properti yang di portal 99.co/id maupun rumah123.com yang sesuai dengan permintaan pasar.

“Di sisi lain, suplai apartemen dan ruko turun 50 persen pada Maret. Pencarian turun namun tak lebih dari 10 persen untuk apartemen dan 25 persen untuk ruko. Tren suplai apartemen kembali naik pada akhir PSBB Juni 2020 sebesar 30 persen. Sementara untuk suplai ruko naik 70 persen,” lanjut Maria.

Sementara itu, suplai tanah terjun bebas hampir 90 persen dari Januari ke Februari 2020. Suplai juga turun 20 persen di periode sama namun kembali turun Februari ke Maret sebesar 28 persen. Pencarian tanah naik 30 persen dari Mei ke Juni 2020 suplai naik tajam 60 persen.

Distribusi Permintaan dan Suplai Harga Properti di Masa New Normal
Pada rentang waktu Januari hingga Juni 2020, properti dengan harga kurang dari Rp 300 juta paling banyak dicari, yaitu sebesar 30 persen. Sementara itu dari sisi suplai, properti dengan harga Rp 2-5 miliar paling mendominasi dengan persentase 22.5 persen.

Bila dibandingkan kuartal per kuartal, tren pencarian pada Kuartal I/2020 condong ke properti harga kurang dari Rp300 juta. Masuk ke Kuartal II/2020, ada peningkatan pencarian pada properti dengan rentang harga Rp300 juta – Rp1 miliar.

Dari segi suplai, terjadi peningkatan untuk properti dengan rentang harga Rp 5-10 miliar pada kuartal II/2020. Dari 6.4 persen menjadi 10.4 persen. Lalu untuk properti harga kurang dari 300 juta menurun di kuartal II/2020, dari 18.3 persen menjadi 14.9 persen.

“Hal yang perlu digaris bawahi adalah adanya pertumbuhan lebih dari 100 persen untuk tren pencarian properti rentang harga Rp300-500 juta pada Mei ke Juni 2020. Sementara dari segi suplai, pada periode sama, properti dengan harga di bawah Rp 300 juta naik 40 persen dan properti rentang harga Rp2-5 miliar naik 50 persen,” lanjutnya.

Properti di Jakarta Selatan Paling Dicari pada Masa New Normal
Dari sekian banyak kota di Indonesia, Tim Analis 99 Group menemukan bahwa pada Juni 2020, suplai properti terbanyak terdapat di kota-kota berikut ini:
1. Bandung (22.2 persen)
2. Jakarta Utara (17.7 persen)
3. Surabaya (16.2 persen)
4. Bekasi (10 persen)
5. Jakarta Selatan (8.9 persen)

Sementara itu dari segi pencarian, berikut wilayah-wilayah yang paling diincar:
1. Jakarta Selatan (19.5 persen)
2. Tangerang (16.5 persen)
3. Bandung (15.4 persen)
4. Jakarta Barat (9.4 persen)
5. Jakarta Timur (8.9 persen)

“Bila dibandingkan antara April dan Juni, Kota Bandung mengalami kenaikan pencarian properti paling tinggi yaitu sebesar 5 kali lipat. Sementara Tangerang dan Jakarta Barat naik 3 kali lipat,” tutupnya.

Serangkaian data di atas ini bisa dijadikan pertimbangan bagi para agen properti dalam mengambil keputusan terkait suplai properti baik di bidang rumah tapak, apartemen, ataupun segmen properti lainnya di 5 kota tersebut.

LEAVE A REPLY