JKTOne.com – KiriminAja merupakan startup teknologi yang memberikan kekuatan di bidang supply chain untuk membantu UMKM serta pebisnis online. Kami menyediakan opsi fleksibel untuk pelanggan dengan dengan banyak pilihan ekspedisi dan sistem yang mudah digunakan personalized service. “Pendanaan tersebut akan kami gunakan untuk akselerasi akuisisi market baru, meningkatkan layanan customer juga pengembangan produk baru. Beberapa inisiatif yang akan akan dikembangkan diantaranya Cash Advance COD, dan pemberian modal bisnis, sesuai dengan visi KiriminAja membangun ekosistem edukasi untuk meningkatkan pertumbuhan UKM di Indonesia,” ujar Fariz GTJ, CEO and Founder KiriminAja.
Dengan pendanaan ini juga ditandai dengan masuknya Djohari Zein jajaran Komisaris bersama Bapak Budi Isman dan Yulian Afrizal dengan tujuan semakin memperkuat solusi bisnis supply chain berbasis teknologi. Arief Ardinugroho mengungkapkan KiriminAja, dengan pertumbuhan 811% dalam satu tahun terakhir, dan tetap akan agresif dalam mengejar pertumbuhan seiring masih besarnya potensi pasar. “Kami menghindari adanya perang harga dalam mengejar pertumbuhan. Salah satu program yang baru kita launching adalah KiriminAja One Year Coaching, Modal Bisnis KiriminAja serta Reward Loyalty,” tambah Arief Ardinugroho CMO KiriminAja.
Growth market size COD masih sangat tinggi di Indonesia, 73,04% pembayaran di e-commerce masih mengandalkan fitur COD dan 21,2% dilakukan melalui transfer bank berdasarkan survei Badan Pusat Statistik (BPS) mayoritas usaha e-commerce (83,11%) di hampir semua lapangan usaha, lebih suka memilih menggunakan metode cash on delivery (COD). Estimasi nilai transaksi e-commerce di Indonesia pada tahun 2023 US$ 121 Miliar. Oleh karena itu, KiriminAja masih menjadi pilihan para bisnis owner, online seller maupun enterprise selain market COD masih mendominasi pasar di Indonesia, KiriminAja akan terus berkembang, mendampingi serta maju bersama karena Indonesia masih membutuhkan sedikitnya 4 juta wirausaha baru untuk turut mendorong penguatan struktur ekonomi. Sebab, saat ini rasio wirausaha di dalam negeri masih sekitar 3,1 persen dari total populasi penduduk.