JKTOne.com, Jakarta – Kamis pagi, 6 Desember 2018 di jalan Teknologu II di kawasan Puspitek Serpong, Banten, telah terjadi kecelakaan antar dua mobil pick up dari arah berlawanan hingga mencederai tiga orang (satu orang cidera ringan, satu orang cidera berat dan cidera biasa).

Salah satu pick up disinyalir membawa limbah radio aktif, dan Sempat terjadi ledakan dari salah satu mobil naas tersebut.
Melihat kejadian ini beberapa masyarakat memberikan pertolongan dengan mengevakuasi para korban sesaat sebelum ledakan terjadi. Beruntung, tim gabungan BATAN, kepolisian dan TNI AD segera datang dan melakukan evakuasi korban dan penyisiran tempat kejadian kecelakaan untuk memastikan paparan radio aktif masih dibatas ambang normal, mengingat salah satu pick up membawa zat radio aktif. Dan menyelidiki asal ledakan yang terjadi.

Petugas bergerak cepat menanganin korban kecelakaan dan petugas dari BATAN memeriksa semua orang yang berada dekat dengan TKP, untuk memastikan tidak ada seoran pun yang terkena paparan radio aktif. Kurang dari 30 menit korban luka dibawa ke rumah sakit, sementara petugas masih menyisir TKP.
Setelah beberapa menit melakukan menyisiran dan penyelidikan di TKP di pastikan zat radio aktif yang dibawa masih dalam kondisi aman, sementara ledakan terjadi karenapercikan api dari bahan bakar salah satu mobil.
Hal diatas merupakan skenario yang dibuat oleh tim gabungan BAPETEN, Puspitek, BATAN, Kepolisian RI dan TNI AD untuk latihan penanggulangan kedaruratan nuklir atau radiologi yang diakibatkan kecelakaan transportasi yang melibatkan sumber radio aktif.
Dalam pernyataan persnya usai latihan, Moh. Cecep Cepi Hikmat selaku Kepala Subbidang Pemantauan Lingkungan dan Kedaruratan (PTLR) Batan, menyampaikan, tujuan dilakukannya latihan gabungan ini sebagai kegiatan rutin setiap tahunnya.
“Dari latihan seperti ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan personil dalam menanggulangi kecelakaan, menyempurnakan prosedur sekaligus menguji coba peralatan dan meningkatkan sarana dan prasarana pendukung,” katanya.
Abdul Qohhar, Kepala Bagian Humas dan Protokol BAPETEN dalam pernyataan persnya mengatakan, kegiatan ini sebagai simulasi untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan personil dalam menanggulangi kecelakaan. “Selain itu juga untuk menyempurnakan prosedur penanganan yang telah ada. Apakah SOP yang ada sudah sempurna atau perlu disempurnakan lagi,” tegasnya.
Latihan yang berlangsung lebih kurang satu jam untuk penanggulangan kedaruratan nuklir atau radiologi akibat kecelakaan transportasi yang melibatkan sumber radioaktif ini menjadi penting untuk mewujudkan strategi nasional I-CONSEP (Indonesia Center Of Excellence on Nuclear Security and Emergency Preparedness).