JKTOne.com, Jakarta – Trizara Group, sebuah perusahaan yang bergerak dalam akomodasi pariwisata hari ini memperkenalkan kapal wisata bernama De Kartini. Kapal phinis yang di sulap menjadi kapal wisata mewah ini menawarkan perjalanan dari Baywalk, Pluit ke Pulau Pari.
Kapal yang dapat menampung 150 orang ini sangat cocok untuk acara gathering dengan menawarkan beragam fasilitas mewah selama enam jam perjalanan menuju pulau Pari (Pulang – Pergi). Fasilitas yang diberikan adalah, Taksi Air, 2 ruang meeting, 1 ruang VIP berkapasitas 20 orang, akses kamar mandi pribadi yang dilengkapi kasur, outdoor Lounge dengan meja makan prasmanan, 360 derajat ruangan terbuka dengan 30 bean bag, mushollah, dan speed boat, serta 9 toilet dengan fasilitas lengkap.
Mr. Kunal, owner Phinisi De’ Kartini mengungkapkan, bahwa perjalanan mewah yang dikemas dengan nuansa berbeda, yaitu sebuah kapal tradisional. “Kapal ini dibuat seluruhnya dari kayu yang ada di Indonesia. Dikerjakan secara manual, di buat di Makassar,” ungkapnya kepada para pewarta media di atas kapal Phinisi De’ Kartini, Selasa (26/2/2019).
Lebih lanjut, Mr. Kunal mengungkapkan bahwa, nama De Kartini tidak hanya sekedar nama kapal, tapi juga di jadikan inspirasi untuk interior dan pemberian nama ruangan pada kapal ini. “Seperti kayu yang digunakan, di disain khusus khas Jawa Tengah, kemudian plafon ruangan juga menggunakan pelapis kain dengan corak batik Jepara,” tambah Kunal lagi.

Hal ini sejalan dengan Indonesia yang merupakan negara kepulauan dengan ribuan pulau yang tersebar dari Sabang hingga Marauke. Setiap pulau punya ciri khasnya masing-masing dengan beragam potensi wisata yang luar biasa banyak dan unik.
Sementara ruangan dalam kapal diberi nama yang berkaitan dengan pahlawan nasional, yaitu Kartini. Ruangan ini diberi nama 214 yang mempresentasikan hari lahir kartini. Sedangkan kabin paling atas diberi nama HGTT (Habis Gelap Terbitlah Terang).
Namun sangat disayangkan, tidak semua pulau-pulau indah nusantara bisa dijelajah, bahkan belum dikelolah dengan baik. Karena terkendala transportasi dan fasilitas penunjang wisata lainnya.