JKTOne.com, Jakarta – Di tengah kondisi ekonomi global yang masih belum menggembirakan, industri waralaba menjadi salah satu industri yang diperkirakan akan terus bertumbuh.
Melihat hal ini, Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, Karyanto Suprih, saat membuka International Franchise, License & Business Concept Expo & Conference (IFRA) 2019 menyatakan bahwa realisasi pertumbuhan ekonomi pada 2018 lalu mencapai 5,17 persen yang merupakan pertumbuhan tertinggi secara tahunan sejak 2014 lalu.
Karena itu, pemerintah optimis pertumbuhan ekonomi akan mencapai 5,3 persen di tahun ini. “Sinyal-sinyal positif ini memberikan angin segar bagi pertumbuhan industri waralaba di Indonesia,” ungkap Karyanto.
Pameran IFRA 2019, yang digelar oleh Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) bersama dengan Dyandra Promosindo memberikan sinyal positif bagi pertumbuhan industri waralaba nasional. Pameran ini diikuti sekitar 180 perusahaan dengan 365 brand. Bahkan ada beberapa peserta yang baru pertama kali mengikuti IFRA ini langsung mendapatkan hasil positif dari pameran ini.
“Tahun ini kami melihat antusiasme pengunjung cukup tinggi dan menjadi pameran positif bagi kami dari asosiasi dan para pelaku bisnis waralaba. Kami sangat senang melihat jumlah lead dan closing,” ujar Ketua Kehormatan Asosiasi Franchise Indonesia, Anang Sukandar.
Selaras dengan Anang, Ketua AFI, Andrew Nugroho menyatakan jumlah pengunjung tahun ini naik mencapai 35 persen dibanding tahun lalu sebanyak 22.035 pengunjung. Peningkatan ini melampai catatan IFRA 2018 lalu yang hanya 16 ribu pengunjung selama tiga hari pameran berlangsung.
“Kami berharap IFRA tahun depan akan berlangsung lebih semarak lagi, dengan lebih banyak peserta dan pengunjung,” ujar Andrew.
Dari sisi transaksi, panitia mencatatkan adanya kenaikan tahun ini. Di mana pada tahun lalu, total transaksi sepanjang pameran IFRA mencapai Rp 675 miliar. Sedangkan tahun ini, total transaksi selama tiga hari mencapai Rp 793 miliar atau naik 17,5 persen.