JKTOne.com – Momen sekaligus APNI Friendly Gathering Meningkatkan Industri Nikel Hulu ke Hilir Untuk Mendukung Indonesia ASEAN Chairmanship 2023 and Indonesia Gold 2045 bentuk dukungan APNI terhadap Indonesia yang didaulatan sebagai Chairmanship ASEAN 2023 yang dimulai 1 Januari hingga 31 Desember 2023 dengan tema “ASEAN Matters Epicentrum of Growth” yang bertujuan menjadikan kawasan Asia Tenggara sebagai pusat pertumbuhan. Pemerintah Indonesia belum hanya menyiapkan road map sebagai supply chain baterai EV dunia, namun menargetkan sudah bisa membuat baterai produk dalam negeri seri NMC (Nikel, Mangan, Cobalt) di antara tahun 2024.
Semangat Indonesia mewujudkan Indonesia sebagai produsen EV battery nomor satu dunia diiringi dengan mengundang investasi asing (PMA) membangun industri pemurnian dan pengolahan bijih nikel (smelter) di Indonesia. Belakangan, PMA tidak hanya menguasai sektor hilirisasi, namun juga sektor hulunisasi. Berkaitan didaulatnya Indonesia sebagai Chairmanship ASEAN 2023. APNI bekerja sama dengan Jakarta CMO Club (Mark Plus) menggelar Gathering yang bertema “Nickel Gathering Jakarta CMO Club /Markplus-Nationalism, Spiritualism and Mining Entrepreneurship”. Mendukung percepatan integrasi ekonomi Indonesia pada kawasan ASEAN melalui penyesuaian diri dengan liberalisasi perdagangan progresif dan pembukaan pasar, baik di dalam kawasan maupun didunia pada umumnya.
Perayaan HUT ke-6 APNI dan Gathering APNI – Jakarta CMO Club (Mark Plus) akan mampu membuka friendly networking, edukasi, spiritualisme, dan idealisme untuk negara tercinta Indonesia serta peluang bisnis secara advance dan berkelanjutan dalam usaha hilirisasi produk mineral nikel, mendukung Indonesia ASEAN Chairmanship 2023 dan Indonesia Emas 2045, sesuai dengan tagline dan semboyan APNI, yaitu: “Negara Adidaya, Masyarakat Sejahtera, Pengusaha Bahagia,” ungkap Ketua Umum APNI, Komjen Pol. (Purn) Drs. Nanan Soekarna.
Peran dan Sumbangsih APNI untuk Negara. Sebagai mitra pemerintah, APNI tidak hanya memperjuangkan aspirasi para penambang nikel disektor hulu, namun mendukung program pembangunan sektor pertambangan, khususnya komoditas nikel di Indonesia yang saat ini sedang dilirik dunia seiring gencarnya program dan gerakan renewable energy. Di sektor transportasi, pengembangan industri kendaraan listrik (electric vehicle/EV) menjadi program unggulan untuk menekan polusi udara yang ditimbulkan dari asap kendaraan konvensional. Untuk menekan penggunaan BBM dari fosil, telah dikembangkan baterai untuk menggerakkan mesin EV. Nikel merupakan komoditas yang dibutuhkan bahan baku EV battery. Dan Indonesia merupakan negara pemilik sumberdaya, cadangan, bahkan produsen nikel terbesar dunia. Maka, nikel Indonesia menjadi incaran dunia internasional,” kata Meidy Katrin Lengkey, Sekretaris Umum APNI, Meidy Katrin Lengkey.
APNI sejak dibentuk Ditjen Minerba, Kementerian ESDM pada 6 Maret 2017 hingga saat ini telah banyak memperjuangkan aspirasi penambang nikel disektor hulu. Pada prinsipnya APNI mendukung pembangunan hilirisasi, namun harus sejalan dengan pembangunan hulunisasi. Karena, aktivitas produksi smelter membutuhkan
suplai bijih nikel dari para penambang nikel. “Namun, para penambang nikel masih menghadapi banyak kendala saat berjuang mengelola sumber daya alam di sektor pertambangan nikel yang notabene pengusaha nasional. Masalah yang dihadapi misalnya di bidang pengelolaan Tata Kelola dan Tata Niaga pertambangan nikel,” tambah Meidy.