JKTOne.com, Jakarta – Sebagai upaya pengurangan dalam penggunaan kantong plastik hingga 30 persen pada tahun 2025 mendatang, Gerakan Indonesia Diet Kantung Plastik mengelar petisi karena rasa prihatin terhadap lingkungan yang dapat mengakibatkan limbah plastik.

Petisi yang didukung oleh lebih dari 60 ribu tanda tangan ini kemudian ditanggapi oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada tahun 2016 lalu melalui penerapan uji coba di 27 kota besar di Indonesia hingga 55 persen. Kini, penerapan kembali akan dilakukan mulai 1 Maret 2019 secara nasional.

Tiza Mafira, Direktur Eksekutif Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik

Meski sempat diberhentikan penerapan ini oleh toko modern, yang bernaung dalam Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mencanangkan komitmen bersama para anggotanya untuk mulai menerapkan kembali kantong plastik berbayar.

Yuvlinda Susanta selaku Ketua Tim Pokja Pengurangan Kantong Plastik Tidak Gratis, sekaligus Head of Corporate Affairs & Sustainability PT Lion Super Indo mendukung upaya gerakan penggunaan kantong plastik.

“Aprindo mendukung program ini yang dinilai mampu mendorong perubahan pada masyarakat sebagai konsumen, dan ini sudah dilakukan digerai-gerai Superindo sejak tahun 2016 lalu,” tegas Susanta.

Sementara, Tiza Mafira selaku Direktur Eksekutif Gerakan Indonesia Diet Kantung Plastik yang menggagas petisi change.org/pay4plastic menyampaikan rasa prihatinnya terhadap lingkungan yang terdampak limbah plastik.

“Selama ini kantong plastik diberikan secara gratis, sehingga dipergunkan secara tak terkendali. Akibatnya, lingkungan kita rusak karena adanya sampah plastik ini. Seperti laut, sungai, yang membuat keselamatan ekosistem yang ada disekitar hingga terancam rusak,” jelas Tiza.

Bahkan, The Body Shop, salah satu merek kecantikan yang mendukung program petisi change.org/pay4plastic telah mempraktekan bisnis yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan ekosistem alam dengan mengumpulkan dukungan konsumennya.

LEAVE A REPLY