JKTOne.com, Jakarta – Menyambut hari Lahir Pancasila yang jatuh pada 1 Juni 2018 lalu, Lola Amaria kembali merilis film terbarunya bertema ‘LIMA’ pada 31 Mei 2018 di seluruh bioskop Indonesia.
Hadirnya film ‘LIMA’ tersebut diharapkan dapat meningkatkan nilai-nilai Pancasila yang divisualkan ke dalam film yang nantinya dapat diterapkan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Alur ceritanya pun dibuat berbeda dengan mengambil ide dari tiap sila dalam Pancasila, namun tetap memiliki kesinambungan dan benang merah anara satu dengan lainnya.
Menanggapi film ‘LIMA’ ini, President Director EL John Indonesia Johnnie Sugiarto mendorong agar film yang dibalut dengan kebhinekaan itu dapat ditonton oleh seluruh elemen bangsa.
“Kasihan sekali kalau masyarakat yang ingin hidup bersama dalam kebhinekaan. Karena itu, kami dorong masyarakat, khususnya generasi muda bangsa negara kita untuk menyaksikan film ‘LIMA’ ini,” kata Johnnie, disela-sela Nobar (Nonton Bareng) bersama Asosiasi MediaOnline Indonesia (AMI) dan Tim dari EL John di XXI Plaza Senayan Jakarta, Kamis (7/6).
Menurut Johnnie, kebenaran itu jangan dipaksakan tetapi harus dibiarkan, sehingga mereka sadar setelah mengetahui ternyata kebenaran itu ada. Karena itu, dituangkan dalam sebuah film dengan sangat bagus. Banyak dimensi-dimensi yang bisa diangkat di film ‘LIMA’ tentang bagaimana sejarah, bagaimana perbedaan itu bisa menjadi kekuatan, serta bagaimana sebuah keindahan muncul dari perbedaan.
“Tentunya diharapkan jangan sampai generasi muda kita disuguhkan dengan tontonan yang merasa lebih benar sendiri dari pada yang lainnya, tentunya, itu dampaknya kurang bagus. Kasihan dong,” tegas mantan penyiar yang sukses di pariwisata ini.
“Kenapa sih kita mesti bersatu? Mestinya kita juga jangan ngotot cuman satu aja kebenaran. Tetapi, kebenaran itu harus digali dengan betul-betul dari sejarah budaya bangsa kita sendiri, tentunya hal seperti itu yang harus diangkat,” tambah Johnnie, seorang putra Kerinci, Propinsi Jambi ini.
Dirinya juga menegaskan bahwa masyarakat harus diberikan pengetahuan yang luas lagi, dan menilai mana yang benar untuk diikuti. “Jadi jangan sampai di monopoli oleh satu pihak dengan memaksa pendapatnya,” tutup Johnnie yang memulai bisnisnya pada tahun 1977 lalu.
Sekelumit tentang film ‘LIMA’.
Kisah film ‘LIMA’ ini bergenre drama, yang dibintangi oleh Prisia Nasution, Yoga Pratama, Baskara Mahendra, Tri Yudiman, Dewi Pakis, Ken Zuraida, Alvin Adam. Hadir pula Aji Santosa, Eliza, Raymond Lukman, Gerdi Zulfitranto, Ella Hamid, Ravil Prasetya, Willem Bevers, dan Aufa Assegaf sebagai pemain di film LIMA.
Kisahnya bermula ketika sosok ibu mereka (Fara, Aryo, dan Adi), Maryam meninggal dunia. Perasaan sedih dan duka pun menyelimuti Ijah, sang asisten rumah tangga. Awal perdebatan tidak muncul setelah kepergian ibu, namun saat bagaimana Maryam dimakamkan. Pasalnya, Maryam adalah seorang muslim, sementara hanya Fara yang memeluk Islam di antara kedua saudaranya.
Kendati permasalahan dapat terselesaikan dengan damai, namun timbul problematika di antara anak-anak Maryam. Fara, sebagai pelatih renang sedang menghadapi masalahnya, menentukan atlit mana yang akan dikirim ke pelatihan nasional tanpa unsur ras dalam penilaian.
Aryo, yang sedang dilema karena jobless dan harus menjadi pemimpin dalam persoalan warisan sebagai lelaki tertua di keluarganya. Sedangkan Adi, yang seringkali di bully, dan harus menyaksikan peristiwa tidak berperikemanusiaan, karena berusaha menolong orang lain dari teman sekolahnya yang sering mendapat bully-an.
Di tengah persoalan yang sedang terjadi, keluarga ini cuma butuh penyelesaian kembali ke lima hal paling dasar yang menjadi akar mereka, yaitu Tuhan, Kemanusiaan, Persatuan, Musyawarah, dan Keadilan.
Bagaiman akhir cerita film ‘LIMA’ tersebut? Yuk, tonton hingga akhir di bioskop kesayangan Anda…