Pameran mebel dan kerajinan B2B (business to business) terbesar di Indonesia dan kawasan regional ini secara resmi dibuka oleh Menteri Perindustrian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto, bersama Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, Victoria br Simanungkalit, didampingi Ketua Umum Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), Soenoto, Perwakilan Manajemen Dyandra Promosindo, Daswar Marpaung, dan Perwakilan Manajemen Kompas Gramedia, Rikard Bagun. (Foto : Dyandra)

JKTOne.com, Jakarta – Hari ini pameran Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2019 secara resmi dibuka di JiExpo Pekan Raya Jakarta Kemayoran. Pameran yang berlangsung selama 4 hari, mulai 11 hingga 14 Maret 2019 ini mengusung tema “Redefine, Inspire, Innovation”.

Pameran mebel dan kerajinan B2B (business to business) terbesar di Indonesia dan kawasan regional ini secara resmi dibuka oleh Menteri Perindustrian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto, Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, Victoria br Simanungkalit, didampingi Ketua Umum Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), Soenoto, Perwakilan Manajemen Dyandra Promosindo, Daswar Marpaung, dan Perwakilan Manajemen Kompas Gramedia, Rikard Bagun.

Salah Satu Peserta Pameran IFEX 2019. (JKTOne.com/Lid)

Dalam sambutannya, Menteri Airlangga menyatakan Indonesia memiliki modal besar untuk menjadi pemain utama industri furnitur, terutama melalui rotan. “Kementerian Perindustrian telah membuka Pusat Inovasi Rotan Nasional (PIRnas) di Palu. Kami harap pusat riset ini bisa digunakan oleh industri untuk meningkatkan daya saing industri,” ujar Airlangga di Jakarta, Senin (11/3/2019).

Ia mendorong HIMKI untuk memperluas pusat-pusat industri furnitur di luar Jawa. Bahkan, Kemenperin juga mendorong peningkatan SDM melalui pembukaan politeknik khusus pengembangan furnitur di Kendal, Semarang, Jawa Tengah, yang merupakan bagian dari kawasan industri Jawa Tengah. Dalam kurun dua tahun, kawasan industri ini telah berhasil menarik 50 investor dengan nilai investasi sebesar US$500 juta.

Sementara Ketua Umum HIMKI berpendapat, untuk memajukan industri furnitur Indonesia diperlukan kerjasama dengan negara lain, misalnya dengan Cina yang saat ini menjadi eksportir utama furnitur di dunia dengan nilai ekspor mencapai lebih dari 50 miliar dolar AS. Nilai ekspor furnitur Indonesia sendiri saat ini baru mencapai 2,5 miliar dolar AS.

Salah Satu Peserta Pameran IFEX 2019. (JKTOne.com/Lid)

Soenoto juga optimis bahwa industri furnitur lokal bisa berkembang apabila potensi lokal bisa terus ditingkatkan. Pembukaan politeknik khusus furnitur di Kendal merupakan salah satu upaya mendukung pertumbuhan industri furnitur melalui penciptaan SDM yang berkualitas.

Selain SDM, ketersediaan bahan baku juga menjadi bagian yang tidak kalah penting dalam mendukung pertumbuhan industri furnitur tanah air.

“Kita memiliki banyak keunggulan dalam hal kekayaan budaya, bahan baku yang ramah lingkungan, keahlian perajin, desain yang unik dan lain-lain. Oleh karena itu kami di HIMKI optimis bahwa Indonesia bisa menjadi pemain penting industri furnitur dunia bahkan menjadi barometer perkembangan industri furnitur di Asia bahkan dunia,” harapnya.

HIMKI juga berharap Kementerian Perindustrian bisa memfasilitasi pembentukan bahan baku untuk memenuhi kebutuhan bahan produksi industri furnitur dan kerajinan dalam negeri. “Berharap Kementerian Perindustrian juga melakukan koordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk mencari jalan keluar terkait ketersediaan bahan baku,” tuturnya.

LEAVE A REPLY