JKTOne.com – Ajang Konferensi dan Eksibisi the 11th EBTKE Convention and Exhibition memasuki hari ke-2 penyelenggaraannya. Perhelatan ini merupakan agenda tahunan yang dihadirkan oleh Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) dan didukung oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi. Ajang yang dihelat untuk menjadi wadah bagi para stakeholders industri energi ini diselenggarakan pada 12-14 Juli di ICE, BSD. Seiring dimulainya penyelenggaraan The 11th EBTKE ConEx 2023 pada tanggal 12 Juli, Menteri Keuangan Sri Mulyani  secara tegas menyampaikan keprihatinannya mengenai isu perubahan iklim global yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi. Menurutnya, target pertumbuhan ekonomi tanpa memperhatikan lingkungan merupakan kebijakan yang sangat keliru. Bahkan, konsekuensi kerugian negara akibat kerusakan lingkungan dan perubahan iklim ditaksir mencapai 0,066% hingga 3,45% dari GDP (Tahun 2022 GDP Indonesia mencapai Rp 20 triliun). “Jumlah sebesar itu adalah kerugian, kita akan mengalami potensi kerugian yang signifikan.” ucap Sri Mulyani, Menteri Keuangan Republik Indonesia.

Transisi energi juga perlu dukungan finansial sehingga hal tersebut sangat tergantung dari cara berdiplomasi untuk memperoleh dukungan internasional. Tujuannya, kebijakan global yang selama ini masih dalam tataran retorika juga harus diarahkan menjadi tindakan. Sri Mulyani mencontohkan, hingga sekarang banyak pilak luar negeri yang mengaitkan program transisi terkait dengan penggunaan batubara di Indonesia, padahal transformasi penggunaan energi terbarukan memerlukan tahapan. “Saya akan aktif menyuarakan ini untuk aksi perubahan iklim.

Hari Kamis (13/7/2023), para delegasi dapat menyaksikan Plenary Session 3 dengan mengangkat tema Mempercepat Ambisi Transisi Energi di Indonesia’. Tampil sebagai pembicara yaitu Wiluyo Kusdwiharto selaku Direktur Manajemen Proyek & Energi Baru Terbarukan PT PLN, Fadli Rahman selaku Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Usaha PT Pertamina Power Indonesia, Eka Satria selaku CEO Medco Power Indonesia, serta Toto Nugroho selaku Direktur Utama Indonesia Battery Corporation. Adapun bertindak sebagai moderator yaitu Lenita Tobing, Direktur Utama & Mitra Grup Konsultasi Boston.

Sesi seminar ini dibuka dengan keynote speech dari Wakil Menteri I BUMN Pahala Nugraha Mansury. Menurutnya, Indonesia telah mencanangkan tingkat pertumbuhan ekonomi mencapai 5,7% saban tahun hingga 2045. Untuk mencapai target tersebut, tentunya memerlukan dukungan peningkatan kapasitas energi di semua sektor, misalnya transportasi maupun ketenagalistrikan. Oleh sebab itu, diperlukan perencanaan yang tepat di sektor energi mengingat di satu sisi Indonesia pun berkomitmen untuk menurunkan emisi karbon 31,89%. Agar transisi energi ini menjadi langkah nyata tentu diperlukan kerja sama semua pihak. Salah satunya, penguatan kemitraan antara BUMN, swasta, maupun investor asing untuk mencapai titik temu dalam pengembangan energi baru terbarukan. Pahala menambahkan, penyelenggaraan EBTKE ConEx 2023 ini juga diharapkan dapat menjadi ajang diskusi yang membahas peluang dan tantangan ke depan.  “Saya berharap apa yang sudah ditandatangani (kerja sama), akan menjadi kenyataan. Karena sebagian sudah COD sebagian juga masih dalam tahap join study, kami memiliki rasa optimisme bahwa apa yang telah dicanangkan akan betul-betul terlaksana,” ujar Pahala N. Mansury, Wakil Menteri I Kementerian BUMN RI.

Dalam kesempatan tersebut, Wamen I BUMN Pahala N Mansury juga turut menyaksikan penandatangan memorandum of understanding (MoU) sejumlah proyek renewable energy. Misalnya, Proyek Enhancing Steam Recovery PGE Working Area 40 MW, Proyek The Potential Development  of Green Hydrogen PT Medco Power Indonesia, serta Proyek Kerja Sama  Pengembangan Bisnis Rendah Emisi dan Energi Baru Terbarukan PT Pertamina.  “Sebagai bentuk translasi dari komitmen menuju aksi nyata, di EBTKE ConEx 2023 ada lebih dari 50 MoU, head of agreement (HoA), dan komitmen proyek energi terbarukan, energi baru, carbon removal, ekosistem kendaraan listrik, serta proyek enabler transisi energi yang ditandatangani. Dan nantinya akan menghasilkan 1,6 gigawatt,” ujar Eka Satria, Steering Committee Indonesia EBTKE ConEx 2023.

Plenary Session 4 mengangkat tema Kemitraan Publik Swasta untuk Mempercepat Transisi Energi dan Mempromosikan  Tren Dekarbonisasi’. Tampil sebagai pemateri yang tampil Edo Mahendra selaku Kepala Sekretariat JETP, Satriyo Nugroho selaku SEVP Pengembangan Bisnis PT Pupuk Indonesia, Yovie Priadi selaku Presiden Direktur & CEO Empat Mitra Indika Tenaga Surya (EMITS), serta Rachmat Makkasau selaku Presiden Direktur PT Amman Mineral Nusa Tenggara. Adapun moderator seminar tersebut dibawakan oleh Managing Director & Partner, Boston Consulting Group Alex Dolya. Beberapa session yang ada dalam hari kedua meliputi Breakout Session yang mengangkat tema mencangkup energi terbarukan diantaranya adalah: Discussion on the Variable Renewable Energy Development in Indonesia: Solar PV,  Wind, Energy (Battery) Storage, Geothermal, Hydropower, Bioenergy and Waste-to-Energy, Decarbonising the Transport Sector (EV), Decarbonising the Power Sector (Greening the Grid) bertujuan untuk memberikan perspektif yang lebih dalam mengenai energi terbarukan.

Indonesia EBTKE ConEx ke-11 ini, memberikan gambaran progres yang telah dicapai dalam sektor EBTKE dengan adanya penandatanganan proyek-proyek EBT dan penandatanganan Head of Agreement, dan Nota Kesepahaman. Hal ini mencerminkan semangat untuk merealisasikan visi kita mengembangan potensi energi terbarukan menuju transisi energi layaknya yang telah disampaikan oleh Ditjen EBTKE Dadan Kusdiana. “Target-target yang telah ditetapkan dalam Peta Jalan NZE dan NDC merupakan target yang ambisius, dan Pemerintah Indonesia percaya bahwa kita akan dapat mencapai target tersebut. Investasi dan komitmen solid dengan mitra kerja sama lokal maupun internasional merupakan aspek penting untuk menggapai kesuksesan yang kita inginkan. Marilah kita bersama-sama menjadikan pertemuan Indo EBTKE ConEx ini menjadi salah satu momentum dalam perjalanan transisi energi di Indonesia, menjaga semangat kita, berkolaborasi bersama dalam upaya transisi energi untuk mewujudkan masa depan sektor energi yang berkelanjutan, sesuai dengan tema kunci kegiatan ini yaitu “From Commitment to Action.” ujar Dadan Kusdiana, Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM RI pada acara Conference Report and Industry Cocktail Indonesia EBTKE ConEx ke-11. Hingga Kamis (13/07) acara konferensi Indonesia EBTKE Conex berhasil menarik minat hingga 6.160 peserta konferensi karena mendatangkan sebanyak 112 pembicara termasuk Kementerian Republik Indonesia, pemimpin bisnis, perwakilan anak muda, expert, hingga pemangku kepentingan lainnya. Untuk menambah daya tarik.

LEAVE A REPLY