JKTOne.com – STEAM di Indonesia, Sampoerna Academy berkomitmen untuk terus menghadirkan cara belajar yang unik dan efektif bahkan sejak anak masih berusia dini. Salah satunya melalui kegiatan Wellness Week, Sampoerna Academy memperkenalkan gerakan yoga yang baik untuk perkembangan anak, sekaligus belajar menggunakan pendekatan STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics). Acara ini dimeriahkan oleh puluhan orang tua dan anak berusia 4-5 tahun yang hadir di Sampoerna Academy BSD Tangerang. Hasil penelitian menunjukkan pertumbuhan sel jaringan otak pada anak usia 0-4 tahun mencapai 5096. Artinya, bila pada usia tersebut otak anak tidak mendapatkan rangsangan maksimal, maka otak anak tidak akan berkembang secara optimal.

“Periode usia emas atau golden age sangat krusial bagi perkembangan fisik, mental, dan karakter anak di masa depannya. Oleh karena itu, Sampoerna Academy menerapkan konsep Power of Play untuk peserta didik kami yang masih berada di tingkat prasekolah. Dengan memasukkan unsur permainan, maka siswa semakin semakin bersemangat dan terlibat dalam setiap sesi pembelajaran,” jelas Alia Md Noh, IEYC (International Early Years Curriculum) Head Sampoerna Academy.

“Kami percaya ketika anak sejak dini menikmati sesi belajarnya, kelak mereka akan punya semangat tinggi untuk terus belajar. Di sesi playdate kali ini, melalui kegiatan Yoga for Kids yang fun, seru, dan edukatif, anak diajak untuk belajar mengenal nama dan jenis hewan melalui posepose yoga. Aktivitas ini merupakan salah satu contoh pembelajaran menggunakan pendekatan STEAM, dimana anak diajak untuk berfikir kritis, berkreativitas, berkolaborasi, dan berkomunikasi. Pada akhirnya, selain mendukung postur tubuh anak lebih baik, juga bisa mengembangkan kompetensi 5C pada anak, yaitu Creativity, Critical Thinking, Communication, Collaboration, dan Character,” tambahnya.

“Melalui gerakan yoga, otot anak di-stretch sehingga tidak saja melenturkan namun juga memperkuat tubuh anak. Menariknya juga berbagai pose yoga membantu Otak kiri dan otak kanan bekerja sama, termasuk menjaga fokus dan keseimbangan. Selain itu, tentunya mengontrol pernafasan, hingga mereka lebih bisa untuk mengendalikan emosi dan perasaannya,” tutup Alia.

LEAVE A REPLY