JKTOne.com– Tren serangan dan ancaman di dunia siber tidak menurun tetapi semakin meningkat dari tahun ke tahun, oleh karena itu sudah saatnya kita perlu bertanya apakah dengan strategi pencegahan sekarang ini sudah efektif untuk menghadapi hal negatif di dunia siber. Poin pemikirian inilah yang menjadi materi orasi ilmiah yang disampaikan Prof. Benfano Soewito, M.Sc., Ph.D. dalam orasi ilmiah yang beliau sampaikan berjudul “Shifting mindset: Paradigma baru untuk menghadapi serangan siber di Era Society 5.0”. Prof. Benfano mengungkapkan data yang berdasar pada Laporan Tahunan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) tahun 2022, yang diambil dari website Indonesia Security Incident Response Team on Internet and Infrastructure/ Coordination Center, total anomali trafik di Indonesia selama tahun 2022 adalah 976.429.996 anomali atau serangan siber, dengan jenis trafik anomali tertinggi yaitu MyloBot Botnet. MyloBot Botnet memungkinkan penyerang mengambil kendali penuh atas sistem pengguna. Kemudian terdapat 4.421.992 aktivitas APT (Advanced Persistent Threat), serta 2.348 kasus Web Defacement yang terjadi di Indonesia pada Bia 2022.

Berdasarkan laporan yang diterima dari stakeholder pada layanan aduan siber, didapatkan sebanyak 236 aduan selama tahun 2022 dengan sektor terbanyak pada aduan siber yang diterima adalah sektor administrasi pemerintahan dan kategori aduan berupa misconfirguration.
Pentingnya merubah paradigma dalam menghadapai serangan siber. Masalah keamanan siber sering terjadi dengan cara yang rumit dan tidak terduga. Oleh karena itu untuk menhadapi serangan siber ini secara efektif membutuhkan pendefinisian ulang masalah dari berbagai sudut, yang memungkinkan asumsi yang menantang, mengungkap kerentanan, dan merancang solusi keamanan yang lebih kuat.

Prof. Benfano mengungkapkan hal yang perlu menjadi perhatian untuk menghadapi serangan siber, yaitu fokus kepada pencegahan, yang dilakukan tidak fokus ke satu area melainkan renovasi infrastruktur IT beserta aplikasinya, training: dan dilengkapi dengan kebijakan yang memberikan arahan pengembang aplikasi mengenai tujuan, manfaat dan goals yang harus dicapai. Prof. Benfano kemudian menutup orasinya dengan kesimpulan, para profesional keamanan siber harus terus beradaptasi untuk mengatasi ancaman siber yang semakin canggih. Kombinasi keahlian, tekad, dan kemampuan untuk menerapkan pengetahuan interdisipliner sangat penting untuk menghadapi serangan siber di masa yang akan datang. Dengan mengubah cara berpikir untuk menghadapi serangan siber ini diharapkan dapat menekan kerugian yang diakibatkan oleh serangan siber. Komitmen sebagai Akademisi Membuat Pendidikan Menjadi Lebih Relevan

Prof. Benfano Soewito, M.Si., Ph.D. merupakan Guru Besar Bidang Ilmu Komputer dan menjadi Guru Besar ke duapuluh empat yang dikukuhkan BINUS UNIVERSITY. Upacara pengukuhan diadakan pada (27/7) di Auditorium BINUS @Kemanggisan Kampus Anggrek yang dipimpin oleh Ketua Senat dan Rektor BINUS UNIVERSITY, Prof. Dr. ir. Harjanto Prabowo, MM serta menghadiri Dewan Guru Besar BINUS UNIVERSITY dan Guru Besar Tamu, Pimpinan BINA NUSANTARA, keluarga, dan undangan tamu. Beliau memiliki minat yang tinggi terhadap penelitian dalam ilmu komputer dengan minat khusus pada teknologi informasi, termasuk pemrosesan dan pemindaian Internet, pengembangan router serta keamanan dan jaringan komputer. Saat ini Beliau tergabung sebagai Faculty Member di BINUS Graduate Program.

LEAVE A REPLY