Para penyanyi dan musisi yang terlibat dalam penggarapan video klip lagu "Cahaya Dalam Sunyi" saat jumpa pers di kawasan kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (6/6/2018). (MS/JKTOne.com).

JKTOne.com, Jakarta – Lagu ‘Cahaya Dalam Sunyi’ yang di produseri oleh Archie Wirija, Rolla Lusiana dan Ifa Fachir bekerjasama dengan QuranIDproject tim produksi beserta Indra Aziz, Barry Maheswari, AMP House of Music untuk menyadarkan masyarakat tentang kebutuhan komunitas Tuli.

Berharap lagu ini juga dapat menjadi penggerak bagi masyarakat agar lebih peduli untuk belajar berkomunikasi dengan teman Tuli melalui bahasa isyarat dan mulai membuka akses agama seperti menyediakan juru bahasa isyarat pada ceramah di masjid, atau teks di video kajian Islam.

Dalam kesempatan itu, Andien Aisyah, salah satu dari 33 musisi yang terlibat memberikan kesan yang sangat mendalam. Sewaktu masuk proses rekaman itu berbeda sekali rasanya. Karena belum terbayang bahasa isyarat itu seperti apa?

Kemudian di ceritakan mengenai Bunda Galuh Sukmara selaku edukator Tuli, tetapi belum tahu, Bunda Galuh sosoknya seperti apa? Terus akan bagaimana caranya berkomunikasi dengan Bunda Galuh. Tetapi akhirnya masuk lokasi syuting lalu bertemu dengan Bunda Galuh dan membicarakan banyak sekali cerita dengan bahasa isyarat.

Yang membuat merinding adalah cerita waktu Bunda Galuh kuliah, selama kuliah Bunda Galuh tidak bilang di universitas tersebut kalau Bunda Galuh Tuli. Jadi sampai waktu lulus kuliah, semua teman-temannya dan dosen tidak ada yang tahu bahwa Bunda Galuh itu Tuli. Baru pas melanjutkan program S2 ke luar negri bisa mendapatkan segala fasilitas untuk mahasiswi Tuli.

Dari situ Andien merasa sangat dekat sekali dengan Bunda Galuh bahkan sudah seperti saudara sendiri. Disitu Andien merasa seharusnya komunitas Tuli itu tidak merasa sendiri kalau misalnya kita itu ternyata bisa berkomunikasi sedekat ini. Padahal sebenarnya mungkin tidak semua yang Bunda Galuh sampaikan ke aku melalui bahasa isyarat itu juga aku ngerti pernah ada, tetapi aku ngerti rasanya.

“Di mana dengan keterbatasan pendengaran yang mereka miliki, mereka tetap dapat turut bertakbir bersama mengenai perasaannya di hari Idul Fitri,” kata Andien.

Ke 33 penyanyi dan musisi yang terlibat itu adalah, Afgan, Alika Islamadina, Andien, Armand Maulana, Aura Gutawa, Barsena Bestandhi, Dewi Sandra, Dira Sugandi, Gita Gutawa, Handycam ‘Soulvibe”, Hedi Yunus, (HIVI! – Ilham Aditama, Febrian Nindyo, Neida Almeida, Ezra Mandira), Ifa Fachir, Ify Alyssa, Indra Aziz, Jeane Phialsa, Kunto Aji, QIP Choir, Radhini, Raisa, (RAN – Rayi Putra, Asta Andoko, Nino Kayam), Rossa, Syakir Daulay, Tompi, Tulus, Vadi Akbar, Widi Mulia, Yura Yunita.

LEAVE A REPLY