istimewa

JKTOne.com, Jakarta – Film apik, dimana baik kameraman dan sutradara royal akan gambar-gambar bagus, dan meletakan angle yang sebenarnya sederhana, tapi mengahasilkan visual menyenangkan. Sepertinya tidak banyak, atau bahkan tidak ada pemanfaatan teknologi yang digunakan untuk film ini baik kamera, mau pun teknik editingnya.

Sementara itu film Mantan Manten ini sebenarnya  merupakan film dengan cerita yang tidak istimewa, membuatnya memiliki nilai lebih itu karena pintarnya penulis membalut pesan di dalam cerita dengan hiasan adat tradisi yang kemungkinan terlupakan oleh generasi muda. Walau hanya dalam berupa simbol yang tertera di dalam ritual adat pernikahan Jawa dan konflik batin yang terlihat membaur pada satu waktu yang sama, dan terselesaikan bersamaan pula. Kita akan belajar mengerti apa kata ikhlas dari film ini. ‘Ikhlas itu seperti surat Al-Ikhlas, tidak pernah kata Ikhlas di dalamnya.’

Ritual unik yang mungkin tidak semua orang tau, bagaimana seorang pemaes mampu membuat beskap kekecilan jadi pas di badan penganten di gambarkan secara singkat di film ini, bahkan diulang. Pada pengulangannya dilakukan oleh Nina yang menjadi paes untuk pernikahan Surya. yang dimulai dengan mengambilkan segelas air putih yang segar dari dispanser di sudut ruangan, yang kesegarannya membuat kepanikan menjadi lebih tenang.

Focus awal film ini adalah Nina (Atiqah Hasiholan), sebagai konsultan bisnis sukses, kemudian beralih drastis ke profesi seorang paes,  penata make up penganten adat Jawa. Perjuangan menjadi Pemaes ini membiaskan konflik utama film ini, perjuangan Nina membalas orang yang telah memfitnahnya.

Semua diselesaikan dengan simbol-simbol. Sehingga terasa kurang greget di anti klimaks film yang di sutradarai oleh Farishad Latjuba ini bagi sebagian penonton yang menyukai klimaks dengan ‘intonasi’ tinggi dan menang nya protagonist dengan ditandai ‘berdarah-darahnya’ antagonis. Penonton diajarin bersabar di film ini.

Mau tahu seperti apa cerita dari film tersebut. Jangan sampai terlewatkan ya…

LEAVE A REPLY