Syahri, seorang pengusaha asal Mataram ini mampu memproduksi cemilan kripik dan stik dari bahan baku daun kangkung. (JKTOne.com/INT)

 JKTOne.com, Jakarta – Industri kreatif di Indonesia semakin maju. Terbukti dengan adanya produksi karya dari pengusaha yang ada di daerah dengan memaksimalkan hasil alam Indonesia. Salah satunya adalah Syahri, seorang pengusaha asal Mataram ini mampu memproduksi cemilan kripik dan stik dari bahan baku daun kangkung.

Daun Kankung. (JKTOne.com/INT)

Kangkung, merupakan sayuran yang umumnya diolah sebagai lauk pauk. Namun ditangan Syahri, salah satu pengusaha daerah yang tergabung dalam pengusaha Indikasi Geografis, dapat mengubahnya menjadi variasi camilan baru, khas kota Mataram dan Lombok.

Kangkung Lombok juga salah satu hasil alam dari Lombok. Dengan batang dan daun yang besar dan lebar memungkinkan untuk diolah menjadi keripik dan stik kangkung.

Karena inovasinya tersebut, membuat para pengunjung penasaran dan tertarik untuk mencoba varian kuliner baru ini. Dengan kelihaian mengolah yang tepat, rasa khas sayuran dari kangkung dapat diminimalisir dan menghasilkan camilan yang lezat. Pastinya, siap untuk bersaing dengan produk yang lainnya.

Syahri, seorang pengusaha makanan/cemilan asal Mataram. (JKTOne.com/INT)

“Selama ini kangkung hanya dinikmati sebagai sayuran. Kita mencoba untuk membuat makin banyak orang menikmati sayuran dengan cara yang berbeda, salah satunya adalah dengan mengolah kangkung menjadi camilan. Apalagi kangkung adalah salah satu hasil pertanian andalan dari Lombok,” ungkap Syahri yang ditemui JKTOne.com, saat mengikuti Indikasi Geografis Festival yang diadakan oleh Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) di Jakarta, Sabtu (8/12/2018).

Harapannya, masyarakat akan mengenal hasil dari kota Mataram, dengan mengenal hasil kuliner yang kita punya.

Diketahui, Indikasi Geografis Festival diadakan oleh Bekraf sebagai wadah sebagai bentuk dukungan kepada pengembangan produk Indikasi Geografis karena sebagian besar produknya merupakan bahan baku dari subsektor ekonomi kreatif, yaitu kuliner, fashion, dan kriya.

(Penulis : Kintan)

LEAVE A REPLY