JKTOne.com, Jakarta – Binus Northumbria School of Design (BNSD) turut serta dalam kegiatan yang bertajuk “Equilibre”. Equilibre merupakan persembahan dari PT Lucky Textile Group bekerjasama dengan Phangsanny. Equlibre merupakan ekxhibisi karya seni terkini untuk Lucky Trend dan Terbuai.
Melalui Equilibre, BNSD memberikan kesempatan kepada mahasiswa fashion untuk mendesain looks sesuai tema Equilibre. Bahan kain yang di butuhkan semua merupakan produk dari Lucky Textile Group, termasuk di dalam nya kain dengan teknik digital print yang akan di produksi kedepannya oleh Lucky Textile Group.
Mahasiswa di berikan kebebasan untuk membuat hasil karya nya masing – masing asal sesuai dengan tema Equilibre yang berarti menyatu dengan alam.
Victoria Budiman & Nadya Driane dengan Real Eyes terinspirasi dari hubungan antara alam semesta dan kehidupan manusia. Dengan sentuhan seni abstrak. Mengambil warna-warna yang sedikit lebih berani. Koleksinya menawarkan suasana santai namun santai yang hadir dalam bentuk kimono dan siluet flowy. Berwarna-warni, muda dan modern adalah kata kunci dari koleksi Real Eye
Anya Annastasya dengan Prevailing Harvesters. Terinspirasi hubungan dengan alam merupakan hal paling penting dalam kelangsungan hidup manusia. Di ilustrasikan dengan indah, hasil panen ini merangkul konsumen dengan pakaian, seperti halnya alam. Dengan koleksi yang dibungkus dengan ilustrasi bunga dan tanaman hijau di bumi.
Ahlisia, M I N I. Terinspirasi dari keharmonisan alam di mana kita dapat meningkatkan keindahan bersama flora dan fauna dalam alam. Dituangkan dalam bentuk yang terinspirasi dari budaya Jepang; berupa Kimono yang modern dan kasual sebagai siluet utama.
Almira, salah satu pengajar di fashion program BNSD mengatakan bahwa Kerjasama sekolah fashion dengan industry tekstil yang berkaitan dengan industry fashion seperti ini dapat menjembatani kebutuhan student sebagai calon desainer di masa depan.
Dengan industri bahan bakunya langsung. Mahasiswa belajar juga proses pembuatan bahan baku tekstil untuk kebutuhan fashion sehingga dapat lebih memahami secara nyata bagimana bahan atau kain sebagai hak dasar dalam pembuatan hasil karya busana itu di produksi tutup nya.