doc by amanda nasution

JKTOne.com, Jakarta – Derasnya arus perkembangan teknologi informasi membawa banyak perubahan pada tatanan kehidupan, terutama pada generasi Indonesia. Banyak sekali hal positif yang ditimbulkan dari kemajuan teknologi informasi ini, antara lain adalah transfer ilmu pengetahuan yang semakin mudah.

doc by Ikung Adiwar

Namun, kemajuan teknologi juga membawa dampak negative, terutama bagi generasi muda Indonesia. Dari mulai nilai-nilai kehidupan, kebiasaan sehari-hari dan juga penerimaan generasi muda terhadap budaya asli Indonesia yang kebanyakan dianggap kuno oleh kaum melenial. Pandangan kaum muda ini juga berlaku untuk busana, dalam hal ini kebaya.

Menyikapi mulai terkikisnya busana asli Indonesia, sebuah komunitas yang menamakan dirinya Kridha Dhari dan beberapa komunitas lain yang berada di Jakarta memprakarsai gerakan Selasa Berkebaya. Pakaian tradisional yang merupakan warisan budaya yang nyaris terkikis, oleh arus global yang juga membawa perubahan cara berbusana manusia Indonesia.

Ditemui di Roof Top Plaza Semanggi, Selasa (13/8), Cilla Estevina yang merupakan Ketua Kridha Dhari, Kiprah Perempuan  Untuk Budaya, yang dalam kegiatan ini  menyampaikan bahwa, “Kegiatan ini sudah mulai dari bulan Juni 2019, dimulai kumpul-kumpul di MRT. Saat ini tiap hari Selasa kita berkebaya dengan tempat kumpul yang berganti-ganti. Dan saat ini ada beberapa komunitas yang melakukan kegiatan yang sama. Ada yang ada Gandaria, Fatahila.”

doc ikung adiwar

Selain itu wanita yang juga aktif menjaga budaya asli Indonesia dibawah payung Kridha Dhari ini mengungkapkan kekhawatirannya akan anak muda Indonesia yang telah meninggalkan budaya asli Indonesia, terutama dalam berbusana, khususnya kebaya karena dianggap ribet dan tidak modern. Wanita yang hari itu menggunakan kebaya berbahan kaos ini menyampaikan bahwa ada sekitar lebih dari seribu orang yang ikut gerakan Selasa Berkebaya dan terus bertambah setiap minggunya.

Ditempat dan kesempatan yang sama, Ina Mahrina, dari GWJ Jakarta Selatan menyampaikan bahwa “dengan menggunkan produk local kita juga membantu ekonomi masyarakat kecil lewat UMKM, dan saat ini menjadi kebanggaan loh jadi perhatian orang. Dan kita jadi saling sapa saat ada wanita yang pake kebaya.”  Lebih lanjut Ina pun menyebutkan kalau kebaya saat ini dipakai saat undangan doang, dan dengan gerakan ini akan menjadikan kebaya busana kita sehari-hari.

Berbagai dukungan diberikan terhadap kegiatan ini, salah satunya adalah penandatanganan yang dilakukan Cilla Estevina, sebagai ketua Kridha Dhari dan perwakilan penggagas  Selasa Kebaya  dengan JW. Marriot yang akan memberikan diskon 50% setiap hari Selasa bagi siapa pun yang menggunakan Kebaya.

LEAVE A REPLY