Media Gahering mengenai Sembilan Tren Pemasaran di Tahun 2019 versi Indonesia Marketing Association. (JKTOne.com/AHN)

JKTOne.com, Jakarta – Memasuki tahun 2019, Indonesia Marketing Association (IMA) menyampaikan akan muncul beberapa tren bisnis di tahun ini. Tren pemasaran menjadi salah satu faktor pegangan agar bisnis tetap tumbuh. Hal ini disampaikan Presiden IMA, De Yong Adrian dalam IMA Media Gathering di Jakarta, Selasa (8/1/2019).

Berikut sembilan tern marketing yang akan terjadi, yaitu :

Pertama, CRM berbasis Artificial Inteligence (AI) semakin populer. AI dalam dunia korporat telah membantu perusahaan mempersonalisasikan keterlibatan mereka dengan pelanggan. AI akan terus membantu perusahaan untuk mempersonalisasi keterlibatan mereka, tidak hanya dengan sebagian pelanggan tapi juga dalam frekuensi tinggi.

Kedua, meningkatnya Popularitas Jaringan OMNI. OMNI merupakan kombinasi antara marketing online dan offline. Salah satu strateginya, peritel offline dapat membangun persepsi kuat di sosial media sehingga menghasilkan banyak follower.

Ketiga, meningkatnya Popularitas Intrapreneur. Walau perusahaan startup yang sukses kecil, namun banyak profesional terjun membuat startup.

Keempat, penggunaan Pembayaran digital kian masif.

Kelima, pasar Halal semakin kompotitif. Karena Halal menjadi gaya hidup, terlepas masyarakat itu muslim atau non muslim.

Keenam, popularitas produk berdasarkan generasi meningkat. Popularitas produk yang diminati yang sesuai dengan minat para anak muda atau para milenial. Misalnya sektor pariwisata.

Ketujuh, bisnis Dengan Efek Sosial kian membesar. Sebuah produk yang memiliki nilai share media sosial para konsumen bahkan bisa menyentuh calon pembeli baru.

Kedelapan, penyedia berbagai atraksi wisata kian bertambah 2019 tidak cukup tujuan wisata itu sebatas alam atau budaya unik, tapi juga unik saat di share di media sosial. Kondisi ini mampu menumbuhkan destinasi wisata baru dengan penyedia wisata atraksi yang juga ikut tumbuh.

Kesembilan, adopsi Prinsip Industry 4.0. Industri 4.0 adalah nama tren otomasi dan pertukaran data terkini dalam teknologi pabrik. Istilah ini mencakup sistem siber-fisik, internet untuk segala, komputasi awan, dan komputasi kognitif. Prinsip Industri 4.0 akan membawa Indonesia menjadi negara industri. Dipromosikan 2018, penerapan paham Industry 4.0 akan di adobsi 5 sektor industri yang menyumbang 60 persen GDP pada 2019.

Indonesia tidak hanya bergabung dengan negara maju untuk mendigitalisasi konsep business to consumer, tetapi juga mendigitalisasi konsep business to business.

“Tentu saja karena beberapa tahun terakhir faktor teknologi semakin pesat dan tidak terpisahkan dari marketing. Namun tetap jangan melupakan faktor offline, yang justru harus dikombinasikan dengan online,” kata De Yong.

Dalam Gathering ini turut hadiri beberapa pengurus pusat IMA.

(Penulis : AHN)

LEAVE A REPLY