Sesi Talkshow_Literasi Keuangan Syariah_Vincentius Wilianto selaku Direktur AFI dan Benny Waworuntu selaku Chief Corporate Affairs Officer AFI.

JKTOne.com, Jakarta – Bertempat di AXA Tower, AXA Financial Indonesia pada 5 Juni 2018 menyelenggarakan media briefing perihal Literasi Keuangan Asuransi Berbasis Syariah, sekaligus menutup kerjasama program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang berlangsung sejak Juni 2017 lalu.

Chief Corporate Affairs Officer AXA Indonesia, Benny Waworuntu mengatakan, sejalan dengan tagline “Empower People to Live a Better Life”, AXA Indonesia terus mengabdi untuk dapat mendorong masyarakat meningkatkan taraf hidupnya. Salah satunya melalui program pemerintah GERMAS yang merupakan bentuk kerjasama perusahaan dengan Kemenkes.

“Melalui kerjasama ini, kami telah melakukan peningkatan literasi keuangan sekaligus penyuluhan kesehatan. Tiga fokus utama kami dalam program ini adalah pendidikan, kesehatan dan lingkungan hidup. Hingga dengan saat ini, AXA Indonesia telah mendukung program GERMAS di 16 titik dan menyentuh sedikitnya 1.500 peserta,” jelas Benny dalam Media Brefing di Jakarta.

Melalui kegiatan ini, Direktur AXA Financial Indonesia, Vincentius Wilianto mengajak masyarakat mengetahui lebih jauh asuransi Syariah, mendorong kesadaran dan kemampuan mereka untuk #RencanakanLebih keuangan demi tercapainya kemandirian finansial. Program ini menjadi kelanjutan komitmen jangka panjang AXA Financial Indonesia untuk memberdayakan masyarakat demi kehidupan yang lebih baik di masa depan (empower people to live a better life).

“Masih rendahnya indeks literasi keuangan Syariah yang baru sekitar 2,51 persen membuka potensi besar asuransi Syariah untuk tumbuh di Indonesia. Untuk itu, di bulan Ramadhan ini, AXA Financial Indonesia melakukan serangkaian peningkatan literasi keuangan di 3 kota, yakni Yogyakarta, Makassar dan Jakarta,” ungkapnya.

Pemberian tanda mata.

Vincentius juga memaparkan bahwa ada beberapa keuntungan yang dimiliki oleh produk asuransi Syariah, yaitu prinsip tolong menolong, terhindar dari riba dan gharar, diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS), berlaku universal (bisa dinikmati oleh umat muslim dan non-muslim), dan investasi yang dikhususkan pada instrument syariah.

“Tentunya membuka akses layanan keuangan Syariah yang lebih luas dengan memperkenalkan produk Asuransi Syariah yang sesuai dengan kebutuhan nasabah,” jelasnya.

Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) melaporkan bahwa indeks asuransi Syariah masih berada di kisaran 2,51%. Angka ini jauh lebih rendah dari angka indeks literasi keuangan terhadap asuransi yaitu 15,75%. Kurangnya kesadaran dan pemahaman masyarakat luas terhadap konsep layanan keuangan berbasis Syariah diperkirakan menjadi salah satu penyebab masih rendahnya penetrasi asuransi Syariah di Indonesia.

Dengan kemitraan yang telah berjalan selama 1 tahun mulai dari Juni 2017 hingga Juni 2018, AFI dan Kemenkes melalui program GERMAS telah menyentuh kurang lebih 600 peserta. Sebelumnya, program ini telah diselenggarakan di Surabaya, Manado, Yogjakarta dan Makassar dengan peserta wanita, Ibu-Ibu PKK dan Difabel.

Diharapkan setelah mengikuti kegiatan ini peserta GERMAS dapat merencanakan lebih dalam hal keuangan dan perlindungan kesehatan bagi dirinya dan keluarganya.

LEAVE A REPLY