JKTOne.com – Dalam acara Pengukuhan Guru Besar Tetap Bidang Ilmu Manajemen Strategic, Prof. Dr. Mohammad Hamsal, MSE, MOM, MBA, CISCP yang tertuang dalam orasi ilmiah berjudul “Paradoxical Strategies Using Both/And Thinking to Lead Business Transformation” mencatat ada enam paradoks yang menjadi semakin penting untuk dikelola yang mendukung keberhasilan seorang pemimpin.

Pertama, Globally-minded Localist yang merupakan Pemimpin harus bisa berkiprah secara efektif di pasar lokal dan terhubung dengan baik di seluruh dunia pada saat yang bersamaan.

Kedua, High-integrity versus Hypocrisy Politicia. Paradoksnya dalam lingkungan politis, pemimpin bisa kehilangan integritasnya karena fokus pada memenuhi kebutuhan orang lain dan manajemen politik. Namun, integritas sangat penting bagi keberlangsungan perubahan dan keterlibatan insan dalam organisasi.

Ketiga, Humble Versus Arrogant Hero. Paradoksnya dalam situasi kritis, pemimpin harus tampil seperti pahlawan, namun juga harus menerima saran dan meminta bantuan.

Keempat, Strategic-Executor. Paradoksnya orang cenderung lebih memperhatikan strategi atau eksekusi. Pemimpin harus mampu mengartikulasikan strategi, memahami bagaimana pengembangannya, dan melaksanakan dengan baik.

Kelima, Tech-savvy Humanist. Paradoksnya keterampilan teknis dan pemahaman aspek kemanusiaan seringkali bertentangan. Banyak orang yang kuat dalam teknologi tidak memahami dampak manusianya, dan sebaliknya, pemimpin juga harus memahami dampak teknologi pada bisnis dan tenaga kerja.

Keenam, Traditioned Innovator dengan paradoks Pemimpin harus menemukan keseimbangan antara mempertahankan hal-hal yang sudah baik dalam bisnis dan membuka peluang untuk inovasi baru yang relevan.

“Saya ingin mendedikasikan pencapaian ini untuk lembaga BINUS UNIVERSITY. Indonesia ke depan memerlukan pemimpin yang dapat mengelola paradoks dengan baik, karena kita negara majemuk dengan latar belakang masyarakat yang berbedabeda. Ini merupakan bentuk rasa terima kasih atas kebaikan Guru dan Dosen-dosen yang telah membentuk saya menjadi seperti sekarang ini. Saya ingin meneruskannya dengan pendidik generasi muda sehingga mereka juga dapat berdampak bagi orang lain,” kata Prof. Hamsal di Auditorium Lt.4 BINUS UNIVERSITY Kampus Anggrek, Jakarta, Senin (06/02/2023).

Prof. Rhenald Kasali, Ph.D. dari Fakultas Ilmu Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia berpesan kepada Prof. Hamsal, “Jadilah bukan manusia yang pintar untuk diri sendiri, namun jadilah pintar dan berguna bagi orang lain.”

Sementara Walikota Bogor Dr. H. Bima Arya Sugiarto turut berpesan juga untuk Prof. Hamsal, “Prof. Hamsal menyampaikan pemikiran yang jenius. Paradoks itu bisa ditafsirkan menegaskan satu sama lain sekaligus menjadi kekuatan jika kita bisa meramu dan mentransformasikan menjadi suatu strategi.”

Ini didasarkan pada fenomena tekanan yang terus muncul antara kebutuhan hari ini dan masa depan (paradoks inovasi), antara integrasi global dan kepentingan lokal (paradoks penyebaran), serta antara misi sosial dan tekanan keuangan (paradoks kewajiban).

Model ‘yin-yang’ menggambarkan kontradiksi dan dualitas dalam keseimbangan, yang mencerminkan realitas dan persistensi dalam pergerakan yang terus-menerus. Ini menunjukkan bahwa bagian-bagian yang berlawanan secara konsisten mengalir dan memperkuat satu sama lain.

LEAVE A REPLY